Semarang, IDN Times - Perum Bulog Divre Jawa Tengah memutuskan bermitra dengan 12 koperasi desa/kelurahan merah putih untuk menyalurkan bantuan bahan pangan kepada warga setempat.
Bulog Jateng Rangkul 12 Kopdes Merah Putih Salurkan Beras SPHP

Intinya sih...
Bulog Jateng bermitra dengan 12 kopdes merah putih untuk salurkan bantuan pangan.
Kopdes mitra Bulog tersebar di eks-Karesidenan Surakarta, Kota Semarang, Kota Tegal, dan Kabupaten Pati.
Penyaluran SPHP dibatasi maksimal 10 kilogram dengan harga Rp12.500 per kilogram.
1. Kopdes mitra Bulog akan diakuisisi jadi rumah pangan
Pimpinan Wilayah Bulog Divre Jawa Tengah, Akhmad Kholisun mengungkapkan, ke-12 kopdes tersebut sebarannya ada di eks-Karesidenan Surakarta, Kota Semarang, Kota Tegal dan Kabupaten Pati.
"Jumlah kopdes di Jawa Tengah banyak sekali. Maka kami perlu mengidentifikasi masing-masing kopdes. Kami juga telah melakukan pendekatan dan sosialisasi. Jadi nanti dalam waktu dekat kopdes yang kita rangkul akan diakusisi menjadi rumah pangan untuk saluran komoditi milik Bulog. Termasuk bantuan pangan dan beras-beras SPHP," kata Kholisun kepada IDN Times, Senin (11/8/2025).
2. Kopdes mitra Bulog paling banyak di Surakarta
Ia menyampaikan dari total 12 kopdes itu paling banyak yang bekerjasama dengan Bulog terletak di eks-Karesidenan Surakarta yakni ada enam kopdes.
Kemudian sebaran lainnya ada dua kopdes Kota Semarang sisanya di Kabupaten Pati dan Tegal.
"Saat ini yang kerjasama belum banyak. Baru 12 KDMP. Ada enam di Surakarta paling banyak. Sisanya di Tegal, Semarang dan Pati," tutur Kholisun.
3. Penyaluran SPHP dibatasi
Ia menjelaskan SPHP memang sedang digencarkan. Melalui penyaluran dari pedagang pengecer, pedagang pasar, outlet binaan pemda, kopdes. Selanjutnya juga melalui PT Pos, Bank Indonesia BUMN lainnya dan koperasi milik TNI/Polri.
Penyaluran SPHP dibatasi maksimal 10 kilogram. Dengan ketentuan harga Rp12.500 per kilogram.
4. Anggota kopdes 5.000 warga per desa
Terpisah, Kepala Dinkop UMKM Jateng Edy Sulistyo Bramiyanto kepada IDN Times mengatakan pembentukan badan hukum kopdes saat ini telah mencapai 99,6 persen.
"Jadi misalnya populasi warga desa 1.000 atau 5.000 orang, separuhnya setidaknya bisa jadi anggota kopdes," paparnya.
Berkaitan dengan kemitraan bisnis, pihaknya telah menggandeng PT Pertagas, Bulog, Bapenda, Bank Jateng dan jaringan UMKM Berdikari untuk mengawali bisnis dengan masing-masing kopdes. "Kami sudah kontak bisnis di kabupaten, jalan minggu lalu. Kita bersama PT Pertagas, Bulog, Bapenda, Bank Jateng, Berdikari. Kita sudah mulai bisnis untuk mengawali kegiatan kopdes," kata Edy.