Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat rakor dengan Menko Polhukam dan Menko Perekonomian, Rabu (14/10/2020). Dok. Humas Pemprov Jatim.
Ia menyatakan semestinya seorang pejabat bisa memberikan contoh yang baik bagi masyarakatnya mengingat masa pandemik masih berlangsung di seluruh dunia.
Tafsir bilang mengadakan acara halalbihalal ditengah penularan COVID-19 bukan merupakan suatu hal yang esensial. Ia pun menyinggung sikap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang memperparah keadaan dengan menggelar acara ulang tahun.
"Dan ironisnya kan itu bukanlah sesuatu yang esensial bagi seorang pejabat. Apalah artinya mengadakan halalbihalal atau acara ulang tahun, karena mereka kan pada dewasa, kalau ulang tahun dengan menerbitkan buku ya itu baru bagus. Tapi kalau mengadakan acara-acara seremonial dengan merayakan ulang tahun seperti di Jatim itu udah gak penting. Harusnya Gubernur Jatim maupun camat dan lurah di Sukoharjo berkaca pada masyarakat level terbawah yang sudah bersusah payah menuruti aturan protokol kesehatan," ujar Tafsir.
Ia berujar acara halalbihalal yang memang sudah jadi kultur dan kebiasaan yang mengakar pada sebagian besar masyarakat Indonesia harus diubah dengan mendepankan standar protokol kesehatan.
Dengan merujuk kebijakan Gubernur Ganjar Pranowo, Tafsir menyebut bahwa mestinya para pejabat bisa mencontoh orang nomor satu di Jateng tersebut yang memilih menggelar halalbihalal secara terbatas.
Tafsir yang hadir dalam acara halalbihalal bersama Gubernur Ganjar Pranowo melihat hanya ada kurang dari 50 orang yang datang ke Kantor Gubernur Jateng. Selain itu menurutnya ajang halalbihalal secara virtual juga patut diapresiasi.
"Contohnya yang dilakukan Pak Ganjar di Gubernuran itu sudah sangat bagus. Dimana acaranya dilakukan virtual dan sangat terbatas. Jadi tetap bertegur sapa melalui medsos, silaturahim juga tetap terjaga. Itu perlu dilakukan supaya kita tidak krisis moral ditengah suasana pandemik COVID-19," katanya.