Program Green Warmindo yang sudah berlangsung sejak awal 2018 lalu itu bekerja sama dengan Yayasan Bintari, selaku fasilitator dan pelaksana. Sebagai proyek percontohan, telah diimplementasikan pada 34 warmindo yang berada dalam satu klaster, yakni se-Kecamatan Tembalang, Semarang.
Indofood menyadari untuk menyelesaikan masalah limbah diperlukan partisipasi dari banyak pihak. Devie berharap, warmindo dengan predikat Green Warmindo, seperti milik Sanen, dapat menyebarluaskan kebiasaan dan perilaku pemisahan sampah ke keluarga mereka, antarwarmindo dan pelanggan atau pembeli. Dengan begitu akan lebih banyak masyarakat yang sadar akan segregasi (pemilahan) limbah.
"Indofood memiliki komitmen untuk melakukan praktik bisnis yang berkelanjutan sebagai salah satu aspek kami mengenai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan. Salah satu programnya adalah Green Warmindo. Ada kemungkinan untuk mengimplementasikan program ini di semua cabang Indofood di Indonesia," terang Kepala Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Indofood, Deni Puspahadi.
Selain mendapatkan predikat Green Warmindo tingkat Gold, Sanen juga mendapatkan keuntungan tambahan, meskipun jumlahnya tidak signifikan. Setiap satu kilogram dari sampah bungkus mie instan yang dikumpulkan dihargai Rp500.
"Iya, meskipun murah, Sanen masih tetap terus memilah sampai sekarang. Itu juga sebagai penilaian," papar Tim Pelaksana Program Green Warmindo, Arief Khristanto kepada IDN Times.
Yayasan Bintari sendiri memilih di Kecamatan Tembalang sebagai proyek percontohan lantaran kian menjamurnya Warmindo seiring berkembangnya kawasan tersebut lantaran berdekatan dengan kampus Universitas Diponegoro Semarang.
"Tembalang dipilih karena memang dekat dengan kampus (Universitas Diponegoro), jadi warmindo-nya banyak, dan sampah yang dihasilkan juga banyak. Karena banyak mahasiswa yang makan di warmindo," imbuhnya.
Arief berharap program Green Warmindo bisa menular kepada masyarakat umum, sebagai bentuk edukasi untuk mendaur ulang sampah plastik. Harapannya sampah plastik tidak lagi menjadi single use lagi dan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau laut.