Semarang, IDN Times - Kanwil Kementerian Hukum (Kemenkum) Jawa Tengah sedang berupaya meningkatkan kesadaran sejumlah kampus untuk mematenkan karya skripsi milik para mahasiswa. Dengan mematenkan karya skripsi maka bisa memberikan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau hak cipta sekaligus menghindari tindakan plagiasi.
Cegah Plagiat, Kemenkum Jateng Ajak Kampus Patenkan Karya Skripsi

Intinya sih...
Pemberian hak cipta bisa lindungi karya mahasiswa dari plagiasi
Menteri Hukum perintahkan glorifikasi layanan hukum
Permintaan hak cipta meningkat 20 persen
1. Pemberian hak cipta bisa lindungi karya mahasiswa dari plagiasi
Kepala Divisi Pelayanan Hukum, Kanwil Kemenkum Jateng, Tjasdirin mengungkapkan jumlah karya yang diberikan hak cipta saban tahunnya bertambah 20 persen. Termasuk milik para mahasiswa sehingga pihaknya berusaha melindungi karya skripsi yang sudah dihasilkan saat ini.
"Kita coba sosialisasi agar masyarakat tahu, nih. Karena pentingnya layanan hak cipta otomatis bisa lindungi produk yang dihasilkan para mahasiswa. Ini juga bisa menghindari plagiasi. Artinya karya mereka tidak bisa lagi diplagiat kalau sudah dapat label hak cipta," kata Tjasdirin kepada IDN Times saat menyosialisasikan layanan hukum di Jalan Pahlawan Semarang, Minggu (10/8/2025).
2. Menteri Hukum perintahkan glorifikasi layanan hukum
Adapun dalam acara sosialisasi di Jalan Pahlawan pihaknya rutin menginformasikan penggunaan layanan hukum untuk melindungi produk-produk yang dihasilkan warga Jateng.
Kehadiran layanan hukum yang terpadu memungkinkan masyarakat mengakses informasi hukum mulai dari pendirian badan usaha, pengurusan yayasan dan perkumpulan, hingga pemanfaatan hak-hak hukum pribadi.
Pemberian HKI yang masif juga menyasar sejumlah kabupaten/kota. Hal ini sesuai perintah Menteri Hukum Supratman Andi Agtas bahwa diperlukan glorifikasi ke masyarakat guna memperkenalkan layanan hukum di masing-masing Kanwil Kemenkum.
3. Permintaan hak cipta meningkat 20 persen
Lebih lanjut lagi, Analis dan Penyidik HKI Kanwil Kemenkum Jateng, Tri Junianto membenarkan bahwa sedari awal tahun ini sampai 31 Juli kemarin sudah ada 19 ribu produk yang telah mendapatkan hak cipta.
Namun mayoritas yang diberi hak cipta masih pada produk buku, karya skripsi milik mahasiswa.
"Yang jelas jumlah permohonan kami untuk semua jenis meningkat. Paling banyak hak cipta buku. Kita sudah kerjasama dari sejumlah kampus bahwa skripsi ini perlu dipatenkan," tuturnya.
Ia menambahkan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya layanan bantuan hukum gratis di Kanwil Kemenkum Jateng. Selain itu, Tjasdirin berharap kegiatan seperti ini dapat lebih sering dilakukan di masa mendatang.
“Dengan sering turun ke masyarakat, kami bisa terus memberikan sosialisasi dan memastikan layanan hukum kami benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga,” pungkasnya.