Kampus Pariwisata Baru Jolly Roger International Hadir di Purwokerto

Bupati Sadewo menyatakan bahwa kehadiran kampus Jolly Roger menjadi “nafas baru” dalam dunia pendidikan dan pelatihan kerja di Banyumas. “Di era disrupsi dan persaingan global saat ini, kita membutuhkan SDM yang tidak hanya berijazah, tetapi juga kompeten, adaptif, dan mampu bersaing di pasar kerja internasional,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa Purwokerto sebagai kota pendidikan memiliki posisi strategis untuk menjadi pusat pengembangan vokasi berskala nasional, bahkan internasional.

“Saya berharap, kedepan akan lahir lebih banyak talenta lokal Banyumas yang mampu bersaing dan membanggakan daerah di sektor strategis seperti pariwisata, baik di dalam maupun luar negeri,” tambahnya.

Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Immanuel Ebenezer, menegaskan bahwa lembaga seperti Jolly Roger International sangat relevan dengan kebutuhan industri, khususnya pariwisata, yang terus tumbuh dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Jolly Roger adalah lembaga pendidikan yang tidak hanya melatih, tetapi juga menjamin penyaluran kerja, ini solusi konkret untuk mengatasi pengangguran,”ujar Wamenaker.

Ia juga menyampaikan permintaan agar kampus serupa dapat dibuka di wilayah wilayah lain di Jawa Tengah untuk memperluas manfaat dan peluang kerja bagi generasi muda.

Komang Artawan, Direktur Jolly Roger International, menjelaskan bahwa kampus Purwokerto merupakan cabang ke 7 yang didirikan oleh pihaknya. Di kampus ini, akan diterima maksimal 500 peserta yang akan dididik selama satu tahun.

“Kami fokus pada pendidikan profesi satu tahun di bidang perhotelan dan kapal pesiar. Setelah lulus, seluruh peserta akan disalurkan ke dunia kerja, baik di dalam maupun luar negeri,” tegas Komang.

Ia menambahkan, permintaan tenaga kerja di sektor ini masih tinggi, meskipun dunia tengah dilanda ketidakpastian geopolitik. “Kami jamin serapan 100 persen. Karena sektor perhotelan dan pelayaran masih kekurangan tenaga kerja yang terlatih dan siap pakai,” jelasnya.

Saat ini, telah ada 35 peserta yang mendaftar. Biaya pendidikan sebesar Rp18 juta, termasuk fasilitas asrama dan pelatihan langsung dari praktisi industri.