Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
maggot, sampah organik
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengunjungi Kelurahan Jabungan, Banyumanik Warga Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik yang berhasil melakukan pengelolaan sampah organik dengan membudidayakan maggot. (dok. Pemkot Semarang)

Intinya sih...

  • Warga Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik berhasil mengelola sampah organik dengan baik.

  • Dari limbah sampah organik, warga membudidayakan maggot dan mampu panen sebanyak 100 kilogram per hari.

  • Pengelolaan sampah organik ini menjadi contoh yang baik dalam memanfaatkan limbah untuk kegiatan produktif.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Warga Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik berhasil melakukan pengelolaan sampah organik dengan baik. Dari limbah sampah organik, warga membudidayakan maggot dan mampu panen sebanyak 100 kilogram per hari. 

1. Habiskan 1-2 ton sampah organik

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengunjungi Kelurahan Jabungan, Banyumanik Warga Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik yang berhasil melakukan pengelolaan sampah organik dengan membudidayakan maggot. (dok. Pemkot Semarang)

Inisiasi warga ini berangkat dari program Gerakan Terpadu Masyarakat Mengelola Sampah (Gumgregah) yang diluncurkan Pemkot Semarang. Saat kunjungan Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengapresiasi inovasi yang dilakukan warga Jabungan.

"Ini adalah terobosan nyata dan solusi strategis untuk mengatasi masalah sampah organik di kota kita. Mengingat lebih dari 60 persen sampah di TPA Jatibarang adalah limbah organik, maka kehadiran program seperti ini sangat vital," ujarnya.

Budidaya maggot yang telah dimulai sejak 1 Agustus 2025 ini menunjukkan hasil yang signifikan. Hanya dalam waktu kurang dari dua bulan, lokasi budidaya di Jabungan telah mampu menghasilkan 100 kg maggot per hari, sekaligus menghabiskan 1 hingga 2 ton sampah organik setiap harinya.

2. Hasil panen maggot untuk ternak hingga pupuk organik

Maggot BSF (https://pin.it/6atR5EqPP)

Lebih dari sekadar mengelola sampah, program ini juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Hasil panen maggot akan dimanfaatkan sebagai pakan bernutrisi tinggi untuk ternak, hingga pupuk organik (kasgot) bagi petani kangkung, cabai, dan tomat. Semua kegiatan ini dilakukan di lahan "Banyumanik Berdaya" dan dikelola oleh warga setempat.

“Binatang peliharaan (ternak) apa yang akan memiliki nilai ekonomi tinggi jika makan maggot? Ayam, lele, dan bebek. Ya nanti tahun 2026 kita akan turunkan percobaan menggabungkan antara usaha rumah maggot dengan usaha peternakan,” jelas Agustina.

3. Keberhasilan warga Jabungan bisa menginspirasi kelurahan lain

Sampah organik (freepik.com/freepik)

Ia berharap, keberhasilan program di Jabungan ini dapat menginspirasi kelurahan-kelurahan lain di Semarang untuk menerapkan hal serupa. Karena komitmen jangka panjang Pemerintah Kota Semarang terhadap Program Semarang Bersih perlu didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Dari sampah yang tadinya menjadi masalah, kini lahir solusi yang memberi nilai tambah secara ekonomi, lingkungan, dan sosial. Inilah ekonomi sirkular, dari sampah berputar kembali menjadi sumber daya yang bermanfaat," tutup Agustina.

Editorial Team