Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Telkomsel mencatat, trafik akses broadband naik hingga 14,08 persen periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. (Dok. Telkomsel).
Ilustrasi Telkomsel mencatat, trafik akses broadband naik hingga 14,08 persen periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. (Dok. Telkomsel).

Intinya sih...

  • Desa Pranten di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kini memiliki akses internet berkualitas setelah tujuh tahun penantian.
  • Pranten dikenal dengan "Tol Khayangan", jalan yang menghubungkan desa itu dengan wilayah lain dan menawarkan pemandangan spektakuler.
  • Telkomsel berkolaborasi dengan Dinas Kominfo dan pemerintah desa untuk membangun BTS (Combat Minimalis) di desa tersebut.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Batang, IDN Times – Setelah penantian panjang selama tujuh tahun, warga Desa Pranten di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kini bisa merasakan akses internet berkualitas. Desa yang terletak di perbatasan Dieng dan berada di ketinggian 1.988 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu memiliki potensi alam yang memukau. Mulai dari tanah yang subur hingga panorama alam yang indah.

Makanya tidak heran jika Desa Pranten sering dijuluki "Desa di Atas Awan" berkat lautan awan yang menyelimuti wilayah tersebut dan menawarkan pemandangan luar biasa bagi wisatawan.

1. Berjuang sejak 2017

Ilustrasi Telkomsel memproyeksikan terjadinya pertumbuhan trafik broadband hingga 15,22 persen dibandingkan hari biasa 2024 periode Ramadan dan Idul Fitri 2024. (Dok. Telkomsel).

Selain keindahan alamnya, Pranten juga dikenal dengan "Tol Khayangan", jalan yang menghubungkan desa itu dengan wilayah lain yang seringkali diselimuti kabut, sehingga memberikan sensasi seolah-olah berada di jalur menuju langit.

Wisatawan yang berkunjung dapat menikmati pemandangan spektakuler sembari mencicipi jagung bakar dan secangkir kopi panas, bahkan sekarang bisa langsung membagikan momen-momen tersebut melalui media sosial berkat internet yang baru saja hadir di desa tersebut.

Sekretaris Desa Pranten, Ella saat ditemui di rumahnya, bercerita mengenai perjalanan panjang yang ditempuh desanya untuk mendapatkan akses internet.

"Pada 2017, kami memulai upaya untuk mendapatkan sinyal internet di desa ini. Kami sampai harus mendatangi Dinas Kominfo dan berbagai dinas terkait untuk meminta bantuan. Perjuangannya tidak mudah, pada awalnya kami hanya mendapatkan bantuan berupa Wi-Fi di satu titik di kantor desa," kata Ella.

2. Buka akses internet desa terluar

Keadaan makin sulit saat pandemik COVID-19 melanda. Kebutuhan internet makin mendesak karena hampir seluruh aktivitas, termasuk administrasi desa hingga proses belajar-mengajar, harus dilakukan secara daring.

"Saat itu, kami sangat kesulitan, tetapi Alhamdulillah, Telkomsel hadir dengan solusi," tambah Ella.

Manager NOP Pekalongan, Fanan Yosie Risdian menjelaskan, Telkomsel mengetahui masalah itu dari laporan Dinas Kominfo tentang satu desa terluar di Kabupaten Batang yang tidak memiliki jaringan internet sama sekali.

"Setelah mendapat informasi, kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Kominfo untuk mengecek dan melakukan survei ke lokasi. Ternyata, selain jaraknya yang jauh dari menara Telkomsel terdekat, kontur wilayah yang menantang—dengan tanjakan curam, hutan, dan bukit—menambah kesulitan," ungkapnya.

3. Menumbuhkan aktivitas perdesaan

Ilustrasi menara base transceiver station (BTS) di kawasan dataran tinggi lereng Gunung Ungaran di Kabupaten Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)

Setelah survei, Telkomsel, Dinas Kominfo, dan pemerintah desa berkolaborasi untuk membangun BTS (Combat Minimalis) di desa tersebut. Dengan adanya jaringan internet, aktivitas di Desa Pranten saat ini jauh lebih lancar, baik dalam hal administrasi pemerintahan, pendidikan, maupun kegiatan ekonomi seperti UMKM dan pariwisata.

Fanan menambahkan, keterlibatan Telkomsel bukan semata-mata soal bisnis.

"Ini adalah bagian dari makna dan tujuan kami, untuk terus memberi manfaat bagi masyarakat luas," tuturnya.

Kehadiran internet di Desa Pranten bukan hanya meningkatkan kualitas hidup warga, tapi juga membuka peluang lebih besar untuk pariwisata. Wisatawan kini bisa lebih mudah membagikan pengalaman mereka di "Tol Khayangan" dan panorama desa di atas awan, yang semakin meningkatkan daya tarik Pranten sebagai destinasi wisata yang eksotis.

Editorial Team