Jalan Tol Semarang Demak Jateng Indonesia (commons.wikimedia.org/SATELIT BM9)
Perubahan garis pantai utara yang bergeser mundur tersebut dipicu banyak faktor alam dan non alam. Faktor yang disebabkan ulah manusia kalah akibat pembuatan bangunan di tepi pantai yang menjorok ke lautan.
Lalu ditemukan juga pendirian break water yang terlalu menjorok justru mengubah arus gelombang laut yang membawa sedimentasi pasir.
"Penyebabnya banyak. Mulai dari pembuatan break water yang merubah pola arus. Sehingga sedimentasinya tertahan di satu bangunan. Padahal ekosistem laut itu membutuhkan keseimbangan. Kalau ombak laut tertahan bangunan, maka arusnya akan berpindah ke sisi lain sampai masuk ke pemukiman warga. Dan disitulah akresinya terjadi yang ditandai adanya campuran air laut pada tampungan air tanah. Air yang tadinya dirasakan tawar kemudian berubah menjadi asin," ungkapnya.
Sementara total bentang garis pantai yang ada di Jawa Tengah sepanjang 1.127 kilometer. Garis pantai itu memanjang dari pesisir utara pantai selatan (Pansela) dan Pulau Karimunjawa Jepara.
Untuk menanggulangi dampak abrasi, pihaknya selama ini masih rutin menanam mangrove di titik abrasi yang parah. "Zona tanam mangrove keseluruhannya kisaran 16 ribu hektare," pungkasnya.