Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petugas menyiapkan makanan di SPPG Gagaksipat, Boyolali. (IDN Times/Larasati Rey)
Petugas menyiapkan makanan di SPPG Gagaksipat, Boyolali. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya sih...

  • Yayasan Bangun Gizi Nusantara dan Badan Gizi Nasional (BGN) mendistribusikan 12.000 pax Makan Bergizi Gratis (MBG) di 100 sekolah di wilayah Gagaksipat, Boyolali.
  • Pembangunan 2 SPPG Gagaksipat melibatkan tidak kurang dari 150 karyawan dengan standar operasional procedure (SOP) yang ketat.
  • Program MBG ini melibatkan ahli gizi untuk menyajikan setiap prosi makanan dengan waktu distribusi yang berbeda sesuai tingkat pendidikan siswa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Boyolali, IDN Times - Yayasan Bangun Gizi Nusantara berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) turut berkontribusi pada kegiatan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari 2 (dua) Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Gagaksipat, Kecamatan Ngempak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Kedua SSPG tersebut mendistribukan 12.000 pax MBG di 100 sekolah di wilayah Gagaksipat.

1. Membantu pemenuhan gizi siswa sekolah

SPPG Gagaksipat, Boyolali. (IDN Times/Larasati Rey)

Pendiri Wong Solo Group, yang menjadi motor dari Yayasan Bangun Gizi Nusantara, Puspo Wardoyo mengatakan pada hari ini dari 2 SPPG yang dikelola timnya mendistribusikan 12 ribu porsi makanan bergizi untuk siswa TK, SD, SMP hingga SMA di sekitar Kecamatan Gagaksipat.

“Kami senang bisa terlibat dalam kegiatan membantu pemenuhan gizi dari siswa-siswa di Kecamatan Gagaksipat sesuai visi dan misi Presiden Prabowo untuk meningkatkan asupan nutrisi generasi muda Indonesia," kata Puspo Wardoyo saat ditemui Senin (6/1/2025).

Dengan mengerahkan tidak kurang dari 150 karyawan, SPPG ini menerapkan standart operating procedure (SOP) yang ketat pada karyawan,baik pada saat bahan baku tiba, proses pemasak, packing, hingga pendistribusian kepada para siswa di sekolah.

Puspo menagatakan paara karyawan umumnya berasal dari warga sekitar SPPG yang telah menjalani pelatihan pengelolaan dapur dengan standar BGN yang mengutamakan faktor higienis, rapi dan akuntabel.

“Mereka berlatih dengan dukungan tim Wong Solo Group yang telah memiliki jam terbang 30 tahun di industri kuliner di tanah air selama fase ujicoba setelah Pembangunan 2 SPPG Gagaksipat ini," sambung Puspo Wardoyo.

2. Bahan baku langsung dari peternak dan petani setempat

Pendiri Wong Solo Group, yang menjadi motor dari Yayasan Bangun Gizi Nusantara, Puspo Wardoyo. (IDN Times/Larasati Rey)

Puspo Wardoyo menambahkan untuk Pembangunan 2 SPPG Gagaksipat ini tim Wong Solo Group bergerak cepat sejak pembuatan pondasi pertama 17 November 2024. Tidak kurang dari 22 hari, maka, seluruh fasilitas fisik, peralatan masak, hingga 8 (delapan) unit mobil distribusi telah mereka kerjakan.

“Kami ingin menjadi percontohan dari pendirian hingga pengelolaan SPPG sesuai standar BGN, sehingga rekan-rekan dari daerah lain bisa belajar ke Gagaksipat," jelasnya Puspo Wardoyo.

Untuk mendukung operasionaliasi SPPG Gagaksipat, Yayasan Bangun Gizi Nusantara memberdayakan sumber pasokan dari petani, peternak dan pedagang lokal. Bahan-bahan yang diambil selalu dalam keadaan segar dan siap masak.

Puspo mengaku sebagai mitra dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang berasal dari swasta tergerak untuk membuat SPPG karena memiliki misi sosial didalamnya. Tak hanya itu, hadirnya SPPG ini juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitarnya. Ia berdekat untuk membangun SPPG lainya di seluruh cabang Wong Solo di Indonesia.

“Saya sebagai mitra BGN Badan Gizi Nasional, saya tertarik karena misinya bagus untuk sosial. Kami berharap dengan keberadaan SPPG Gagaksipat maka harapan Presiden Prabowo agar pemberdayaan ekonomi lokal dari warga sekitar bisa terwujud dengan baik," ujar Puspo Wardoyo.

“Kita seluruh Indonesia yang ada titik-titik rumah makan saya Wong Solo grub, karena memang dibutuhkan tenaga-tenaga ahli juga, ini sudah ada 260 outlet seluruh Indonesi, tiap kota yang ada rumah makan saya, saya akan ikut bertahan disitu,” imbuhnya.

3. Didistribusikan secara berkala

Petugas menyiapkan makanan di SPPG Gagaksipat, Boyolali. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, Kepala SPPG Gagaksipat Badan Gizi Nasional, Pepy Mutiara mengatakan pada hari pertama pemberlakukan program MBG ini, SPPG Gagak Sipat mengirim 12 ribu pax makanan ke 100 sekolah di wilayah Kecamatan Ngemplak. Meliputi TK, SD, SMP, hingga SMA.

Setiap hari, ada pengawasan pendistribusian MBG ke sekolah-sekolah. Termasuk melibatkan ahli gizi untuk menyajikan setiap prosi makannya. Dimana takaran gizi siswa TK dan SD kelas 3 kebawah berbeda dengan takaran gizi siswa SD kelas 3 keatas.

“Hari ini sudah mulai praktek (program MBG),” jelasnya.

Setiap hari SPPG Gagaksipat mulai melakukan proses masak mulai pukul 24.00 WIB. Pendistribusian makanan pun berbeda-beda, untuk siswa TK didistribukan mulai pukul 07.30 WIB, SD didistribusikan mulai pukul 08.30 WIB, untuk siswa SMP dan SMA mulai didistribukan pukul 9.30 WIB.

Editorial Team