Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lebah madu (pexels.com/FRANK MERIÑO)
ilustrasi lebah madu (pexels.com/FRANK MERIÑO)

Intinya sih...

  • Peternak lebah madu butuh banyak persiapan untuk mendukung MBG, tergantung pada potensi produksi madu yang bervariasi.

  • Produksi madu alami terus menyusut karena degradasi lingkungan dan alih fungsi lahan, sulit didapatkan tanaman yang mekar setiap hari.

  • Peternak lebah madu usul dibuatkan badan hukum koperasi oleh pemerintah untuk mengatasi perubahan cuaca dan penjualan madu palsu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Para peternak lebah madu yang tergabung dalam Paguyuban Perlebahan Jawa Tengah didorong untuk membantu kebutuhan tambahan menu kegiatan makan bergizi gratis (MBG). 

Dorongan itu muncul dalam kegiatan diskusi pemanfaatan teknologi dalam mendukung program hasil terbaik cepat (PHTC) yang diadakan Asdep Produksi dan Digitalisasi Usaha Kecil Kementerian UMKM (KemenUMKM) di Hotel Aruss Semarang. 

1. Peternak lebah madu akui butuh banyak persiapan

lebah madu (freepik.com/chandlervid85 )

Ketua Paguyuban Perlebahan Jawa Tengah, Hengky Febrianto mengatakan kesiapan pihaknya untuk mendukung pelaksanaan MBG tergantung berbagai faktor. Sebab saat ini potensi produksi madu yang dihasilkan dari budidaya lebah bervariasi tergantung dengan kondisi cuaca dan lingkungan. 

"Saat ini potensi produksi madu di Jawa Tengah sangat moderat. Kalau di rata-rata sejak Januari sampai sekarang kami bisa hasilkan 3.000 ton madu alami. Kalau dibilang siap, tentu butuh banyak pertimbangan. Kalau masuk ke MBG banyak yang perlu dibenahi. Terutama bisa menjamin mutu madu. Apakah kebutuhannya untuk madu grade A, B atau C," ungkap Hengky, Kamis (9/10/2025). 

2. Sentra lebah madu alami degradasi lingkungan

Ketua Paguyuban Perlebahan Jawa Tengah Hengky Febrianto. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia mengungkapkan produksi madu alami dari 2022 sampai 2025 terus menyusut lantaran terdampak kerusakan atau degradasi lingkungan yang terjadi sangat masif. 

Sedangkan di sisi lain terdapat 300 peternak lebah madu kini punya aktivitas yang tersebar di eks-Karesidenan Pati, Kabupaten Batang, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen.

Selain itu, produksi madu juga terhambat alih fungsi lahan di masing-masing kabupaten/kota. Sehingga mengakibatkan beberapa wilayah sulit didapatkan tanaman yang mekar setiap hari dalam setahun. 

"Padahal makanan lebah itu kan serbuk sari dan madu. Nah, sekarang ini yang terjadi yaitu ada degradasi lingkungan dan alih fungsi lahan yang mempengaruhi kondisi sumber pakan lebah madu yang berupa tanaman yang rutin mekar setiap hari dalam setahun," jelasnya. 

3. Peternak lebah madu usul dibuatkan badan hukum koperasi

Kegiatan diskusi bertajuk pemanfaatan teknologi mendukung program hasil terbaik cepat yang diadakan Kementerian UMKM di Hotel Aruss Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Pengaruh lainnya, katanya karena perubahan cuaca yang drastis ditambah maraknya penjualan madu yang dicampur dengan bahan pemanis yang mengurangi khasiat bagi konsumen. 

Oleh karenanya, pihaknya mengusulkan agar pemerintah menjembatani pembuatan badan hukum koperasi bagi anggota Paguyuban Perlebahan Jawa Tengah. 

"Makanya kondisi yang sekarang benar-benar gak gampang. Tetapi saya yakin kalau dari segala pihak yang fokusnya di lebah bergandengan tangan, ya  tidak mungkin bisa mendukung pasokan madu ke MBG. Entah itu nantinya dibuat jadi produk suplemen dengan anggaran Rp1.000 per porsi dan sebagainya," akunya. 

4. Dinkop UMKM dukung pemenuhan gizi MBG dari asupan madu

Kepala Dinkop UMKM Jateng Edy Sulistyo Bramiyanto. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Kepala Dinkop UMKM Jateng, Edy Sulistyo Bramiyanto mengungkapkan bila kerjasama untuk pelaksanaan MBG sudah terjalin, pihaknya tetap memberi dukungan penuh terhadap kelompok peternak lebah madu.

Apalagi asupan madu sebagai makanan tambahan MBG memiliki manfaat yang bagus bagi siswa SD. 

"Dilihat dari segi kesehatan juga bagus. Kalau madu dijadikan suplemen MBG pasti bisa jadi alternatif makanan tambahan. Anak anak butuh kalau disajikan sasetan kecil. Dan bisa menggerakan multi efek bagi UMKM," paparnya. 

Potensi konsumsi madu di wilayah Jateng juga tergolong besar mengingat mengonsumsi madu sudah menjadi gaya hidup di setiap rumah tangga. 

"Madu sudah menjadi sebuah asupan untuk keluarga. Kami sarankan kepada kementerian untuk lakukan klasterisisasi di bidang madu, supaya kita tinggal menghubungkan dengan peternak lebah madu yang ada di paguyuban," ujar Edy. 

Editorial Team