Kejadian tersebut mencuat saat akun @yustian_adi di Twitter mengunggah perayaan Natal 2020 jemaat GITJ. Ia menuliskan keluhan untuk kedua kalinya, sejak 2018 atas kondisi yang dihadapi kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
"Ngapunten pak (red: mohon maaf pak) @ganjarpranowo ini sudah ke-2 saya matur njenengan (red: berkata kepada anda) sejak 2018, dan kami masih tidak bisa menempati gedung gereja kami selama 18 tahun," tulis pemilik akun, Yustian Adi, Jumat (25/12/2020).
Yustian berharap ada solusi dari Pemkab Jepara jika gedung GITJ Pepanthan Dermolo menyalahi aturan dan tidak boleh digunakan agar para jemaat dapat beribadah dengan tenang.
"Kami hanya ingin memiliki tempat ibadah yang aman, nyaman dan diakui seperti saudara muslim di sekitar kami yang dengan nyaman beribadah bersama keluarga," harap pria 32 tahun itu.
Dari unggahan tersebut, Yustian yang juga jemaat serta pengurus GITJ Pepanthan Dermolo mengaku apabila Ganjar telah menghubunginya dan diminta bertemu Bupati Jepara, Dian Kristiandi. Momen tersebut ditindaklanjuti Pendeta GITJ Pepanthan Dermolo, Pdt Theofillus Tumijan.
"Begitu dapat dari pak Ganjar saya sudah (kirim) WA (red: Whatsapp) ke pak Bupati (Andi Kristiandi). Sudah masuk dan dibaca, tapi belum ada balasa sama sekali," aku Theo kepada IDN Times Minggu (27/12/2020) malam.