Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto udara area terdampak bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025). (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
Foto udara area terdampak bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025). (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Intinya sih...

  • Operasi pencarian korban tanah longsor di Cilacap ditutup setelah sepuluh hari.

  • Keluarga korban menyatakan keikhlasan dan persetujuan penutupan operasi.

  • Basarnas Cilacap tetap bersiaga jika muncul tanda-tanda mengenai keberadaan korban yang belum ditemukan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cilacap, IDN Times - Operasi pencarian korban tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap ditutup Sabtu (22/11/2025) sore. Dua korban yang hilang sejak peristiwa itu terjadi masih belum ditemukan meski pencarian sudah dilakukan selama sepuluh hari.

Tim SAR gabungan melakukan proses evakuasi jenazah korban longsor yang ditemukan pada hari ketujuh di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025). (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Keluarga korban bersama tim SAR menutup proses pencarian dengan prosesi tabur bunga di lokasi yang selama ini menjadi titik upaya penyelamatan. Prosesi dilakukan di dua titik pencarian, yakni worksite A-1 dan B-1, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada korban yang belum ditemukan.

Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rahman mengatakan, operasi pencarian resmi ditutup setelah keluarga korban menyatakan keikhlasan dan memberikan persetujuan penutupan operasi.

"Dari hasil dialog semalam, keluarga sudah mengikhlaskan dan tadi kita sudah naik ke worksite A-1 untuk tabur bunga, lalu di B-1 ini juga untuk penutupan dan tabur bunga ini berdasarkan keikhlasan," katanya.

Syamsul menambahkan, dokumen persetujuan keluarga sudah disiapkan dan menjadi dasar penutupan formal operasi SAR.

"Sudah ada surat pernyataan yang sudah disiapkan, sehingga dari situ kami selaku penanggung jawab sebagai kepala daerah untuk menutup operasi SAR pada pukul 16.00 WIB," lanjutnya.

Foto udara area terdampak bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025). (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Meski operasi pencarian ditutup, harapan tetap belum sepenuhnya padam. Syamsul menyebutkan, Basarnas Cilacap tetap bersiaga jika suatu saat muncul tanda-tanda mengenai keberadaan korban.

"Tadi sudah disampaikan, kantor Basarnas Cilacap terbuka 24 jam siap menerjunkan tim kalau memang misalnya ada tanda-tanda ditemukan, sebagai wujud tanggung jawab," ujarnya.

Adapun, dua korban yang masih hilang adalah Maysarah Salsabila (14 tahun) di worksite A-1 dan Vani Hayati (12 tahun) di worksite B-1. Tim SAR gabungan telah melakukan penyisiran sejak hari pertama hingga memasuki masa akhir operasi selama sepuluh hari sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Sementara itu, SAR Mission Coordinator (SMC), M Abdullah menjelaskan, keputusan penghentian operasi itu diambil melalui koordinasi dan evaluasi mendalam dengan pihak keluarga korban dan pemerintah daerah setelah melakukan pencarian selama 10 hari. Menurutnya, semua upaya maksimal telah dikerahkan, namun kondisi lapangan yang ekstrem membuat pencarian tidak membuahkan hasil dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

"Meskipun kami sangat berharap dapat menemukan semua korban, namun sesuai prosedur dan mempertimbangkan batas waktu efektif pencarian, kami harus mengambil keputusan berat ini," kata Abdullah.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), penyelenggaraan operasi SAR dilaksanakan paling lama 7 hari. Namun, operasi dapat diperpanjang apabila ditemukan tanda-tanda atau petunjuk kuat adanya korban atau atas pertimbangan tim di lapangan.

"Tim SAR Gabungan menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban yang belum ditemukan dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam operasi ini," imbuh Abdullah.

Doa bersama dan tabur bunga di lokasi kejadian longsor Cilacap. (Dok. Basarnas)

Sebagai bentuk penghormatan, digelar doa bersama dan tabur bunga di lokasi kejadian. Kegiatan diikuti oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), tim SAR gabungan yang terlibat dalam pencarian, dan keluarga korban.

Prosesi tabur bunga menjadi momen emosional bagi keluarga korban yang telah menunggu dengan harapan selama sepuluh hari. Meski harus merelakan dengan keikhlasan, kehilangan tanpa kepastian menjadi beban tersendiri bagi keluarga yang ditinggalkan.

Untuk diketahui, bencana tanah longsor yang menerjang 17 rumah warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, pada Kamis (13/11/2025) malam menimbulkan dampak yang sangat besar.

Total terdapat 46 orang yang menjadi korban, dengan rincian 23 orang selamat, 21 orang meninggal dunia, dan dua orang belum ditemukan hingga operasi pencarian ditutup.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD Cilacap, BPBD Jawa Tengah, BNPB, TNI, Polri, dan relawan telah bekerja selama sepuluh hari dengan menggunakan berbagai metode pencarian, termasuk pemantauan drone, anjing pelacak, alat pompa air, peralatan ekstrikasi, hingga penggunaan alat berat.

Editorial Team