Batang, IDN Times - Mobil milik Badan Gizi Nasional (BGN) di Kabupaten Batang yang diperuntukkan untuk membawa menu program makan bergizi gratis malah digunakan untuk mengangkut sangkar dan burung merpati. Melansir dari Antara mobil bewarna putih dengan lambang Badan Gizi Nasional dan bertuliskan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi bernomor pelat B 9670 SCL diketahui terparkir dengan isi muatan sangkar burung.
Kendaraan tersebut informasinya terparkir saat acara lomba burung merpati di Desa Pesaren, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Minggu (23/11/2025) siang.
Mendapat laporan tersebut Wakil Bupati Batang Suyono berjanji bakal menyelidiki mobil milik Badan Gizi Nasional (BGN) digunakan untuk mengangkut sangkar dan burung merpati yang seharusnya untuk membawa menu program makan bergizi gratis.
Suyono mengatakan bahwa kendaraan tersebut semestinya menjadi armada steril untuk kepentingan kesehatan pangan bagi anak sekolah dan ibu hamil. "Mobil MBG yang peruntukannya untuk mengangkut makanan justru dibuat mengangkut sangkar burung dan sepeda motor. Ini jelas tidak sesuai standar operasional prosedur," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut berbahaya untuk kesehatan bagi para siswa karena menu program Makan Bergizi Gratis dapat tercemar dari sisa kotoran burung yang tertinggal di mobil.
Program Makan Bergizi Gratis, kata dia, merupakan salah satu prioritas kebijakan program pemerintah untuk mendukung pemenuhan gizi para pelajar. "Oleh karena itu, jika makanan ini dimakan anak-anak didik maka mobil MBG harus steril, dan jangan dibuat macam-macam. Ini pelanggaran dan perlu perhatian serius dari pengelola," katanya.
Menurut dia, pihaknya segera menelusuri asal kendaraan yang digunakan untuk mengangkut sangkar burung serta ingin memastikan sanksi dan pembinaan dapat diberikan sesuai koridor.
"Kami akan mencari tahu itu mobil dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi mana. Teguran lisan dan tertulis akan diberikan agar tidak terulang lagi,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa aksi ceroboh seperti itu dapat menjadi contoh buruk bagi masyarakat dan merusak citra program MBG yang sedang dijalankan oleh pemerintah daerah.
"Kalau masyarakat melihat seperti ini bisa menjadi penilaian negatif. Padahal program ini untuk kebaikan bersama," katanya.
