Edan Tapi Mapan, Pedoman Suporter Persis Solo, Pasoepati

Surakarta, IDN Times - Pasoepati, menjadi salah satu suporter klub sepak bola Persis Solo. Organisasi suporter yang berdiri pada 9 Februari 2000 itu mengusung misi perdamaian. Pasoepati lantas menjelma menjadi pemain ke-13 Laskar Sambar Nyawa--julukan Persis Solo yang saat ini berlaga di Liga 1.
Bagaimana sepak terjang mereka?
1. Dibentuk saat dunia sepak bola masih dinilai primitif
Pasoepati merupakan kependekan dari Pasukan Suporter Pelita Sejati. Sesuai namanya, kelompok tersebut muncul untuk memberikan dukungan kepada Pelita Jaya yang kemudian berubah nama menjadi Pelita Solo, setelah pindah dari Jakarta pada 2000.
Pemarkarsa sekaligus Presiden pertama Pasoepati, Mayor Haristanto mengisahkan, awal mula terbentuknya komunitas mempunyai dengan slogan "Edan Tapi Mapan" yang berarti gila tapi mantap.
Sebelum Pasoepati berdiri, suporter yang memadati Stadion Manahan kala itu masih bersifat kedaerahan dan berasal dari kampung-kampung di wilayah Solo.
Di samping itu Mayor menilai, suporter pada saat itu masih jahiliah dan primitif, artinya tidak ada rasa sportivitas antarsuporter saat pertandingan.
"Kami lahir pada 9 Februari 2000 itu jargonnya 'Revolusi Citra Baru Suporter Indonesia', artinya apa memang saat itu suporter Indonesia memang masih jahiliah dan primitif. Inginnya menang tidak fair play. Padahal suporter sepak bola itu aset industri sepak bola yang luar biasa," katanya kepada IDN Times, Kamis (6/10/2022).