Semarang, IDN Times - Kinerja Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen diklaim bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi sepanjang 2025.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Firmansyah menilai, meski belum genap satu tahun menjabat, ekonomi di awal kepemimpinan Ahmad Luthfi terus membaik.
Pada triwulan III 2025, pertumbuhan ekonomi Jateng mencapai 5,37 persen secara year on year. Angka tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional di level 5,04 persen. Selain itu juga meningkat dari semester I 2025 yang ada di angka 5,13 persen.
"Terbukti itu pertumbuhan ekonominya tinggi," kata Firmansyah, seusai kegiatan Outlook 2026: Refleksi, Capaian, dan Tantangan Pembangunan Jawa Tengah, di Chanadia Cipta Rasa Erlangga Semarang, Sabtu (27/12/2025).
Menurutnya, arah kebijakan pembangunan Pemprov Jateng juga selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Bahkan, berbagai indikator kinerja utama (IKU) RPJMD sudah tercapai.
Salah satunya, tingkat kemiskinan yang menurun. Berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di Jateng pada Maret 2025 sebesar 9,48 persen, menurun 0,10 persen dibanding September 2024 yang di angka 9,58 persen.
Meski begitu, Firmansyah menilai, kemiskinan masih menjadi tantangan yang harus diselesaikan Pemprov Jateng. Berbagai program percepatan penganggulangan kemiskinan harus terus diperkuat.
"Kemiskinan sudah menurun. Tapi pasti itu kan harus dihabiskan. Cita-citanya 2045 itu sampai 0,5 persen kalau enggak salah. Lebih rendah dari satu digit. Nah, itu frame ke sana kan harus clear, tapi ini sudah on the track," beber Firman, sapaan akrabnya.
Namun demikian, kata Firman, ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Terutama, menyiapkan SDM berkualitas untuk menjawab kebutuhan industri. Terkait hal itu, dia menyarankan penguatan sekolah vokasi dan penyesuaian kurikulum.
"Kalau menurut saya sih memang arahnya harus ke vokasi, baik SMK maupun diploma. Karena skill-skill teknis ini kan penting. Nah, kalau menyambut investasi-investasi yang memerlukan tenaga-tenaga terampil, tentu (sekolah vokasi) penting banget," ungkap Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip tersebut.
