Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perbaikan jalan di Jateng. (Dok. Pemprov Jateng)
Perbaikan jalan di Jateng. (Dok. Pemprov Jateng)

Intinya sih...

  • Pertumbuhan ekonomi Jateng triwulan III 2025 mencapai 5,37 persen

  • Kemiskinan menurun menjadi 9,48 persen pada Maret 2025

  • BPS memberikan insight data sebagai pijakan kebijakan pembangunan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Kinerja Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen diklaim bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi sepanjang 2025.

Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Firmansyah menilai, meski belum genap satu tahun menjabat, ekonomi di awal kepemimpinan Ahmad Luthfi terus membaik.

Pada triwulan III 2025, pertumbuhan ekonomi Jateng mencapai 5,37 persen secara year on year. Angka tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional di level 5,04 persen. Selain itu juga meningkat dari semester I 2025 yang ada di angka 5,13 persen.

"Terbukti itu pertumbuhan ekonominya tinggi," kata Firmansyah, seusai kegiatan Outlook 2026: Refleksi, Capaian, dan Tantangan Pembangunan Jawa Tengah, di Chanadia Cipta Rasa Erlangga Semarang, Sabtu (27/12/2025).

Menurutnya, arah kebijakan pembangunan Pemprov Jateng juga selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Bahkan, berbagai indikator kinerja utama (IKU) RPJMD sudah tercapai.

Salah satunya, tingkat kemiskinan yang menurun. Berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di Jateng pada Maret 2025 sebesar 9,48 persen, menurun 0,10 persen dibanding September 2024 yang di angka 9,58 persen.

Meski begitu, Firmansyah menilai, kemiskinan masih menjadi tantangan yang harus diselesaikan Pemprov Jateng. Berbagai program percepatan penganggulangan kemiskinan harus terus diperkuat.

"Kemiskinan sudah menurun. Tapi pasti itu kan harus dihabiskan. Cita-citanya 2045 itu sampai 0,5 persen kalau enggak salah. Lebih rendah dari satu digit. Nah, itu frame ke sana kan harus clear, tapi ini sudah on the track," beber Firman, sapaan akrabnya.

Namun demikian, kata Firman, ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Terutama, menyiapkan SDM berkualitas untuk menjawab kebutuhan industri. Terkait hal itu, dia menyarankan penguatan sekolah vokasi dan penyesuaian kurikulum.

"Kalau menurut saya sih memang arahnya harus ke vokasi, baik SMK maupun diploma. Karena skill-skill teknis ini kan penting. Nah, kalau menyambut investasi-investasi yang memerlukan tenaga-tenaga terampil, tentu (sekolah vokasi) penting banget," ungkap Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip tersebut.

BPS akan berikan insight data sebagai pijakan memutuskan kebijakan

Secara statistik, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih menilai, capain-capaian Pemprov Jateng di tahun 2025 sudah on the track. Mulai dari pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan dan pengangguran, pengendalian inflasi, dan capaian-capaian lainnya.

Pihaknya terus berkomitmen untuk memberikan insight berupa data dan analisis, yang akan menjadi pijakan dalam pengambilan kebijakan. Pasalnya, integrasi data sangat penting agar program pembangunan terarah, tepat sasaran, dan bermanfaat bagi masyarakat.

"BPS tetap hadir untuk memberikan insight, supaya data BPS ini bisa bermanfaat dan berdampak. Ya, tentu butuh kolaborasi dari SKPD, dari perguruan tinggi, dari semua pihak yang terkait," ungkap Endang.

Sementara, Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD) Provinsi Jateng, Zulkifli mengatakan, tahun pertama Ahmad Luthfi memimpin, sudah banyak capaian yang telah ditorehkan. Selain bidang layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, pertumbuhan ekonomi juga menonjol, bahkan masuk 10 besar nasional.

"Terkait pertumbuhan ekonomi ini memang kita masuk 10 besar nasional. Alhamdulillah, ini sesuai dengan target yang sudah ditetapkan di dalam RKPD Perubahan 2025," ungkap dia.

Begitu pula dengan penurunan kemiskinan dan realisasi investasi yang pada 2025 ini, imbuh Zulkifli kinerjanya cukup memuaskan. Bahkan, dari realisasi investasi pada triwulan III 2025, serapan tenaga kerja di Jateng tertinggi dari provinsi lain di Pulau Jawa.

Menanggapi apa yang disampaikan Firmansyah, Zulkifli mengatakan, penyiapan industri high class dengan meningkatkan kualitas dan keterampilan tenaga kerja, menjadi catatan tersendiri bagi internal Pemprov Jateng, untuk dieksekusi pada tahun depan.

"Kita harus sudah menyiapkan bagaimana industri-industri high class, agar penurunan kemiskinan itu bukan sebatas orang kerja, tetapi ya kualitas kerjanya. Kemudian kualitas knowledge kerjanya itu, menjadi salah satu PR besar untuk Jawa Tengah ke depan," tandasnya.

Editorial Team