Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi air bersih (pexels.com/Burst)
ilustrasi air bersih (pexels.com/Burst)

Intinya sih...

  • Pemerintah Kota Semarang meraih tiga penghargaan dalam Anugerah Program Kampung Iklim (ProKlim) 2025

  • Penghargaan meliputi Apresiasi Pembina ProKlim untuk Wali Kota Semarang, ProKlim Kategori Lestari untuk RW 08 Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, serta ProKlim Kategori Utama untuk RW 01 Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati

  • Program Kampung Iklim bertujuan untuk mengaktifkan konservasi air dan lingkungan di wilayah tersebut

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang berhasil meraih tiga penghargaan dalam Anugerah Program Kampung Iklim (ProKlim) 2025 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup di Jakarta, belum lama ini. Ketiga penghargaan tersebut meliputi Apresiasi Pembina ProKlim untuk Wali Kota Semarang, ProKlim Kategori Lestari untuk RW 08 Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, serta ProKlim Kategori Utama untuk RW 01 Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati.

1. Tumbuhnya kesadaran kolektif warga

Pemkot Semarang mengucurkan anggaran sebesar Rp700 miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2026 untuk dua sektor prioritas, yaitu ketahanan pangan dan lingkungan hidup. (dok. Pemkot Semarang)

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menyampaikan bahwa raihan ini merupakan bukti keseriusan pemerintah kota bersama masyarakat dalam memperkuat ketahanan lingkungan melalui kolaborasi. 

“Prestasi ini adalah bukti kerja bersama. Komitmen masyarakat yang menjaga lingkungannya menjadi kekuatan utama Kota Semarang dalam menghadapi perubahan iklim,” ujarnya, Sabtu (6/12/2025).

Dirinya juga menyampaikan bahwa tumbuhnya kesadaran kolektif warga dalam menjaga lingkungan telah menjadi modal utama yang mendorong capaian dan prestasi tersebut.

Capaian Kota Semarang itu tidak terlepas dari aksi lapangan komunitas dan warga, termasuk Kampung ProKlim RW 08 Sambiroto yang konsisten menjalankan konservasi air melalui Zero Delta Q, mengaktifkan bank sampah, memproduksi kerajinan daur ulang serta mengelola sampah dengan prinsip 3R.

Zero Delta Q merupakan sebuah konsep pengelolaan air yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pembangunan baru tidak menyebabkan peningkatan debit air. Zero Delta Q merupakan upaya mitigasi agar setiap rumah sudah tidak lagi menghasilkan air yang akan menjadi run off (permukaan air), terutama air hujan, yang mengalir di atas tanah menuju badan air seperti sungai, danau, atau laut.

2. Kelurahan Sambiroto terapkan Zero Delta Q

Proses penebaran benih ikan di Sungai Banjir Kanal Barat Semarang semata untuk memotivasi masyarakat agar menjaga kelestarian lingkungan terutama ekosistem sungai. (IDN Times/Dok Humas Phapros)

Kemudian, dalam pelaksanaan Zero Delta Q, Kelurahan Sambiroto juga telah menghasilkan sumur resapan dan juga biopori. Dalam upaya mengurangi limbah sampah yang akan menyebabkan banjir, Kelurahan Sambiroto melakukan daur ulang, pengomposan, dan kegiatan 3R (Recycle, Reuse, Reduce). Salah satu contohnya adalah kreasi kerajinan ecobrick seperti baju dan tas dari limbah plastik, lampu hias dari pipa bekas, dan bunga hias dari majalah bekas.

Sementara menyerahkan penghargaan, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq menekankan bahwa aktivitas harian masyarakat dalam ProKlim sangat berpengaruh terhadap penurunan emisi. 

“Kalau seluruh komunitas dengan kepemimpinan bupati/wali kota mampu menghadirkan komunitas untuk iklim ini, kita bisa membayangkan bahwa Indonesia akan benar-benar handal dan bertanggung jawab dalam komitmen global untuk upaya pengurangan efek gas rumah kaca,” tuturnya.

Hanif juga menegaskan bahwa adaptasi iklim memerlukan proses bertahap, namun langkah-langkah komunitas memberi dampak signifikan. Ia menambahkan bahwa perubahan iklim memang tidak dapat diselesaikan secara cepat, namun adaptasi bisa dilakukan melalui langkah terukur. 

3. Kota Semarang tegaskan menuju kota lestari dan berkelanjutan

ilustrasi ajakan menjaga lingkungan (pexels.com/Artem Podrez)

“Harapan saya, para kepala daerah yang mendapat penghargaan hari ini menunjukkan bahwa merekalah pemimpin yang kita butuhkan.” imbuhnya.

Selanjutnya, komitmen penguatan lingkungan juga tercermin dalam kebijakan fiskal Kota Semarang tahun anggaran 2026. Pemkot Semarang mengalokasikan Rp700 miliar untuk sektor ketahanan pangan dan lingkungan hidup. 

Dari jumlah itu, sekitar Rp500 miliar diarahkan khusus untuk peningkatan kualitas lingkungan, termasuk pengendalian banjir, perbaikan drainase, pengelolaan persampahan, serta peningkatan kualitas permukiman. Alokasi ini menjadi langkah strategis untuk memastikan pembangunan kota tetap berorientasi pada keberlanjutan.

Dengan penghargaan ProKlim 2025 dan penguatan kebijakan lingkungan, Kota Semarang menegaskan komitmennya menuju kota yang lestari dan berkelanjutan.

Editorial Team