Fakta Candi Borobudur Jadi Destinasi Wisata Kultural Spiritual Dunia

Semarang, IDN Times - Kabar pemasangan eskalator di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah untuk memfasilitasi kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan didampingi Presiden Prabowo pada 28-29 Mei 2025 ramai menjadi pembicaraan.
1. Candi Borobudur akan dipasang eskalator

Warganet tidak setuju dengan pemasangan eskalator di destinasi wisata itu karena takut merusak bangunan keajaiban dunia itu. Selain itu, juga demi menjaga keutuhan Candi Borobudur.
Kendati demikian, kabar pemasangan eskalator itu justru dibenarkan oleh Kepala PCO Hasan Nasbi dalam keterangannya melalui saluran Youtube PCO, Senin (26/5/2025).
Menurut dia, pemasangan eskalator di Candi Borobudur saat kunjungan Presiden Macron itu merupakan fasilitas tambahan untuk memperlancar kunjungan. Sebab, tinggi candi setingkat dengan gedung 12 lantai, sedangkan waktu kunjungan singkat dan ketat.
2. Candi Borobudur bertransformasi

Namun demikian, ada yang perlu dipahami tentang fakta bahwa wisata bersejarah di Magelang, Jawa Tengah itu kini tengah bertransformasi menjadi destinasi pariwisata kultural-spiritual yang inklusif.
Mengutip keterangan resmi dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, kesuksesan penyelenggaraan perayaan Waisak 2569 BE/2025 di Candi Borobudur semakin meneguhkan jalan transformasi tersebut.
Direktur Utama InJourney, Maya Watono mengatakan, melalui rangkaian perayaan Waisak 2569 BE/2025 dan berbagai inisiatif strategis, pihaknya terus berkomitmen mentransformasi Borobudur menjadi destinasi pariwisata yang tidak hanya mengedepankan nilai spiritual dan budaya, tetapi juga menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang.
“Candi Borobudur bukan sekadar warisan budaya dunia, melainkan ekosistem pariwisata inklusif yang memuliakan nilai-nilai spiritual, toleransi, dan keberagaman. Pengelolaan destinasi ini tidak hanya berfokus pada jumlah kunjungan dan keuntungan semata, tetapi juga pada kualitas pengalaman, pelestarian budaya, serta pemberdayaan masyarakat lokal,” kata, Senin (26/5/2025).
3. Menata kawasan yang hijau dan ramah pengunjung

Komitmen InJourney ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memajukan kebudayaan nasional dan melestarikan cagar budaya sebagai bagian dari pembangunan yang berkelanjutan, sejalan dengan UU Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017.
Komitmen tersebut disampaikan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon pada pertemuan dengan komunitas Buddhis dalam rangka menyambut bulan suci Waisak tahun 2025 yang berlangsung pada Minggu (4/5/2025) lalu.
“Komitmen ini bukan hanya tentang menjaga warisan masa lalu, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat hari ini dan masa depan. Tentunya dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama seluruh pihak untuk merealisasikan harapan ini sehingga dapat terwujud ekosistem yang tangguh dan berkelanjutan sehingga budaya dapat membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Ada berbagai upaya yang dilakukan InJourney bersama para pemangku kepentingan untuk Candi Borobudur. Yakni, menata kawasan yang hijau dan ramah pengunjung, penerapan sistem kuota dan jalur khusus untuk naik ke struktur candi, serta relokasi pedagang dengan pembangunan Museum dan Kampung Seni Borobudur dengan berbagai fasilitas yang menambah kenyamanan para pedagang dan memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung.
4. Candi Borobudur sebagai rumah spiritual global

Inisiatif ini diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi langsung melalui pelibatan UMKM, komunitas seni dan budaya, serta masyarakat di sekitar kawasan.
InJourney juga terus berkomitmen untuk menciptakan pengelolaan dengan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua orang, khususnya penyandang difabilitas, lansia, termasuk para Bhikku dan umat Buddha dengan mobilitas yang terbatas.
“Melalui pendekatan inklusif, kontemplatif, dan berbasis komunitas, kami ingin menjadikan Borobudur sebagai rumah spiritual global dan model pengembangan destinasi yang berkelanjutan di Indonesia. InJourney berharap kolaborasi semua pemangku kepentingan dapat terus ditingkatkan agar Borobudur tidak hanya menjadi ikon, akan tetapi juga simbol pencapaian spiritual dan harmoni bagi generasi kini dan mendatang,” tambah Maya.
Untuk mendukung hal tersebut, InJourney terus melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa seluruh persiapan dan pelaksanaan kegiatan tetap sejalan dengan prinsip-prinsip pelestarian cagar budaya.
Kemudian, juga memastikan pengelolaan Candi Borobudur terus mengedepankan nilai-nilai spiritual dan kultural yang tidak mengancam dan berdampak langsung pada nilai universal luar biasa (outstanding universal value) Candi Borobudur sebagai mahakarya arsitektur Buddhis dan seni monumental.