Banjir rob yang melanda pesisir Kabupaten Demak, Jawa Tengah masih terjadi sampai saat ini, 2021. Banjir tersebut merupakan fenomena naiknya (pasang) air laut yang disebabkan dampak dari perubahan iklim (climate change) dan penurunan permukaan tanah (land subsidence) karena pemanfaatan air tanah yang berlebihan.
Otoritas Penanggulangan Bencana setempat (BPBD Demak) melansir, per tahun 2020, sudah 25 desa di empat kecamatan di pesisir Demak yang terdampak banjir rob.
Air rob menyebabkan beragam infrastruktur, baik sarana prasarana--seperti fasilitas pendidikan, fasilitas sosial, fasilitas umum, fasilitas kesehatan--dan rumah warga rusak. Meski demikian, fasilitas listrik sebagai kebutuhan dasar masyarakat setempat masih tetap dilayani dengan baik oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Salah satunya dirasakan warga Dusun Mondoliko, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, satu-satunya daerah yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa dan terisolasi akibat banjir rob. Listrik masih mengaliri rumah-rumah mereka meski air rob tak pernah surut di permukiman.
Mereka--yang sebagian besar masyarakat kurang mampu--terbantu dengan kehadiran listrik PLN karena mendukung aktivitas keseharian dan perekonomian mereka.