Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perajin batik, Windarni (35) menyanting batik tulis di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

Semarang, IDN Times - Batik telah menjadi warisan budaya Indonesia, yang keberadaannya sudah mendapat pengakuan dari badan dunia Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Untuk memperingatinya, Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Ada banyak macam dan ragam motif batik di Indonesia. Di antaranya adalah batik bermotif Semarangan karya sanggar batik Semarang 16, yang terletak di kawasan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Produk batik yang dihasilkan adalah cap, tulis, dan kombinasi keduanya, dengan rata-rata produksi mencapai 50 kain per bulan.

Sejak tahun 2005 hingga Oktober 2022, Usaha Kecil Menengah (UKM) tersebut berhasil membuat lebih dari 219 batik motif khas Kota Semarang. Seperti motif batik ikon atau lanskap Kota Semarang (Lawangsewu, Gereja Blendoek, Tugu Muda, Klenteng Sam Po Kong), flora dan fauna asli Semarang (asem gede, blekok srondol, burung belibis, burung merak), dan kuliner khas Kota Semarang (bandeng presto, tahu gimbal, lunpia, ganjel rel, wingko babat, tahu pong, moci). Motif-motif batik tersebut sengaja dikembangkan oleh sang pendiri, Umi S Adi Susilo, sebagai jalan untuk melestarikan budaya setempat melalui batik.

Batik tulis menjadi produk andalan sanggar batik Semarang 16 yang banyak diminati karena kualitas dan warnanya yang baik. Salah satu upaya agar terus konsisten menghasilkan produk batik tulis unggulan adalah dengan menjaga proses produksi dari hulu hingga hilir dengan benar dan cermat. Sebab, dalam membuat batik tulis bak membuat sebuah karya seni bernilai tinggi.

Energi listrik dari PT PLN (Persero) mendukung produksi dan distribusi batik tulis di sanggar batik Semarang 16. Pasalnya, aktivitas-aktivitas tersebut sebagian besar telah menggunakan energi listrik (electrifying lifestyle). Antara lain pemakaian kompor listrik batik untuk mencanting dan penggunaan motor listrik untuk pemasaran serta pengantaran (delivery) produk batik.

1. Energi listrik menjadi komponen utama dalam mendukung proses pembuatan batik tulis, karena dibutuhkan mulai dari proses menggambar pola atau motif

Penggambar motif batik, Tofik Hidayat (24) menggambar motif batik di sebuah kain di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/9/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

2. Setelah motif jadi, perajin di sanggar batik Semarang 16 mencanting kain batik menggunakan kompor listrik berbahan keramik khusus untuk membatik bernama KomBatT Kemarik

Perajin batik (dari kiri ke kanan): Munafiah (37), Maiyaniati (35), dan Windarni (35) menyanting batik tulis menggunakan kompor listrik di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

3. Hantaran panas yang dihasilkan Kompor listrik batik lebih stabil karena dilengkapi pengatur suhu otomatis untuk mencegah terjadinya panas berlebih

Perajin batik, Maiyaniati (35) mengambil lilin di kompor listrik untuk menyanting batik tulis di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

4. Selain efisien, kelebihan kompor listrik ini lebih hemat biaya karena mempunyai daya tahannya tinggi dibandingkan kompor batik berbahan gas atau minyak tanah

Perajin batik, Windarni (35) mengambil lilin di kompor listrik untuk menyanting batik tulis di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

5. Menggunakan kompor listrik yang bisa diatur suhu panasnya membuat udara serta lingkungan sekitar lebih bersih karena tidak menimbulkan asap dan wajan tidak kotor

Perajin batik, Windarni (35) menyanting batik tulis di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

6. Pelaku UMKM ikut dimudahkan dengan layanan aplikasi PLN Mobile yang bisa kapan dan di mana pun mengisi token atau pulsa listrik saat kehabisan. Semua cukup dalam genggaman

Penggunaan aplikasi PLN Mobile untuk pengisian token listrik di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

7. Penggunaan kompor listrik batik mampu meningkatkan kualitas produk batik tulis tradisional Semarang 16 sehingga menaikkan penjualan, baik secara online maupun offline

Seorang karyawan, Purwanto (kanan) menunjukkan produk batik tulis motif khas Semarangan kepada pembeli yang dibuat menggunakan kompor listrik di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

8. Tidak hanya kompor listrik, penerapan gaya hidup baru serba listrik (electrifying lifestyle) juga diimplementasikan dalam penggunaan motor listrik pabrikan dalam negeri, Gesits

Seorang karyawan, Purwanto mengisi daya motor listrik yang digunakan untuk operasional Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

9. Motor listrik digunakan untuk operasional harian dan pengantaran (delivery) pembelian produk batik dari Sanggar Batik Semarang 16

Seorang karyawan, Purwanto bersiap mengantarkan paket batik tulis produk Sanggar Batik Semarang 16 menggunakan motor listrik di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

10. Pemanfaatan motor listrik ikut membantu menekan emisi karbon dan mampu mengefisiensi biaya bulanan motor konvensional untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM), servis, dan ganti oli

Seorang karyawan, Purwanto mengendarai motor listrik saat mengantarkan paket batik tulis produk Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

Mutu dan kualitas produk batik Semarang 16 terjaga berkat dukungan energi listrik PT PLN (Persero). Tidak hanya cantik secara warna tetapi juga memiliki kualitas tinggi sehingga batik motif Semarangan dapat terus lestari.

Atas usahanya dalam mempertahankan mutu dan kualitas produk dengan transisi energi dan electrifying lifestyle tersebut, Sanggar Batik Semarang 16 berhasil memperoleh sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) TOEGOE Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta dan Kementerian Perindustrian.

Editorial Team