Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Sutikno menunjukkan pergerakan awan hujan yang terpantau dari citra satelit milik BMKG. (IDN Times/Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang)

Semarang, IDN TimesGubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mewanti-wanti kepada para stackholder terkait untuk mewaspadai resiko bencana alam yang ditimbulkan dari efek El Nino di tahun ini. 

Menurut Ganjar, jika El Nino melanda Jawa Tengah dalam kurun waktu yang panjang, dampak yang ditimbulkan akan lebih berbahaya. 

"Peta diperkirakan, puncak kemaraunya itu antara Juli dan Agustus. Tapi kita harus lihat kalau El Nino-nya bisa lebih panjang maka akan cukup berbahaya. Peta bahaya kekeringannya sudah kita petakan semuanya," ujarnya dalam keterangan yang didapat IDN Times, Kamis (22/ 6/2023). 

1. Delapan daerah rawan kekeringan

Ilustrasi lahan sawah mengalami kekeringan. (ANTARA FOTO/Jojon)

Lebih jauh lagi, Ganjar mengaku kemarau panjang akibat munculnya El Nino pernah melanda Jawa Tengah pada 2019 lalu. Ketika itu terjadi selama sembilan bulan. 

Meski begitu, Ganjar mengatakan di wilayah rawan kekeringan kekeringan, di antaranya di Brebes, Tegal, Demak, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Wonogiri juga sudah disiapkan.

"Setiap OPD betul-betul menyiapkan diri masing-masing agar kita bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada. Jadi ini kita siapkan rencana aksi, penanggulangan resiko dari dampak El Nino," paparnya.

2. Ganjar minta rumah tangga tanam sendiri

Warga Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang melakukan kegiatan bercocok tanam atau urban farming di lokasi proyek SPAM Semarang Barat. (dok. Tiga Langkah)

Ganjar pun mengajak masyarakat Jateng untuk ikut terlibat terlibat dalam kekeringan. Salah satunya dengan menjaga produksi pertanian tanaman pangan rumah tangga.

“Kami meminta, satu menjaga produksi pertanian pangan dan kami mendorong rumah tangga juga untuk menanam sendiri. Terus, kemudian memancing, menembak, perkebunan kita siapkan," tutur Ganjar.

3. Bulog diminta kampanyekan food loss food waste

Warga membeli beras dari program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau operasi pasar Bulog. (dok. Bulog)

Skema perjanjian lainnya, katanya dengan mengeluarkan cadangan pangan pemerintah (CPP) dan optimalisasi dana desa.

Ia mendorong bulog kabupaten/kota untuk mengkampanyekan food loss dan food waste.

"Mengoptimalkan dana desa untuk bergerak," kata Ganjar. 

4. Ganjar: Kalau air bersih kurang, berpotensi demam berdarah

Nakes RSUD A.M Parikesit Lakukan Pemeriksaan pada Anak Pasien Demam Berdarah (Ilustrasi)

Ganjar mengatakan, stok pangan lokal seperti beras, jagung, dan ketela juga disiapkan untuk kondisi darurat. Sektor kesehatan juga diperkuat untuk menangani potensi penyakit yang akan menjangkiti.

“Lalu air bersih, karena air bersih ini kalau kurang, besok berpotensi penyakit demam berdarah dan sebagainya. Maka kesehatan kita minta untuk jalan,” tutur Ganjar.

Editorial Team