Seorang perawat saat berjalan masuk ke ruang Rajawali RS Dr Kariadi Semarang tempat isolasi pasien suspek virus corona. IDN Times/Fariz Fardianto
Edy mengaku perawat sering tertular virus Corona dari para pasien yang tidak jujur saat berobat ke rumah sakit. Rata-rata pasien yang demam usai dari luar kota sering berbohong saat dimintai informasi kesehatannya.
Situasi itu, menurutnya diperparah dengan fasilitas APD yang diberikan bagi perawat bangsal umum yang masih ala kadarnya. Perawat di bangsal umum hanya memakai masker dan sarung tangan tapi tidak dilengkapi dengan baju hazmat.
"Misal dia demam habis pergi ke daerah terpapar Corona, lalu dia tertular. Ada juga yang masuk rumah sakit sebagai orang tanpa gejala (OGT). Mereka ini yang menularkan virusnya ke para perawat. Penyebabnya alat perlengkapannya tidak sesuai standar. Maka banyak perawat yang terpapar," bebernya.
"Kasus inilah yang jadi kewaspadaan semakin tinggi. Karena mungkin yang tugas di ICU dan ruang isolasi sudah ada APD lengkap jadi mereka bisa bersiaga memberikan pelayanan bagi pasiennya. Sementara di ruangan lain, para perawat lengah. Padahal, yang masuk rumah sakit ada para ODP yang tidak dirawat," ungkapnya.