Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi polisi menembakkan gas air mata. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Ilustrasi polisi menembakkan gas air mata. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Semarang, IDN Times - Ricuhnya demonstrasi driver ojek online (ojol) dan mahasiswa di depan Markas Polda Jawa Tengah, Jumat (29/8/2025), tidak hanya berdampak pada peserta aksi, tetapi juga warga setempat. Asap gas air mata yang ditembakkan aparat untuk membubarkan massa menyebar hingga ke pemukiman warga dan area publik di sekitarnya.

Sari, warga Gergaji Pelem, Semarang, mengaku terganggu dengan asap gas air mata yang sampai ke lingkungan rumahnya. “Pedih banget, asapnya masuk sampai ke kampung. Gak nyaman anak-anak, ga aku bolehkan keluar," keluhnya.

Bukan hanya warga, aktivitas olahraga masyarakat di kawasan Tri Lomba Juang juga ikut terdampak. Sejumlah orang yang sedang berolahraga terpaksa menghentikan aktivitas dan pulang lebih cepat karena tidak kuat menahan perihnya gas air mata.

Seperti diketahui, aksi solidaritas itu awalnya berjalan damai. Ratusan driver ojol berkumpul di depan Mapolda Jateng sekitar pukul 15.00 WIB, membawa poster dan menyuarakan keadilan atas meninggalnya Affan Kurniawan (21), driver ojol yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta sehari sebelumnya.

Situasi memanas sekitar pukul 16.00 WIB. Massa, termasuk mahasiswa, mulai melakukan pelemparan botol dan batu ke arah aparat yang berjaga. Polisi kemudian merespons dengan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan untuk membubarkan aksi.

Kericuhan membuat massa berhamburan. Sebagian berlari ke arah Kantor Gubernur Jawa Tengah, sebagian lain ke arah selatan. Meski begitu, sekelompok mahasiswa masih bertahan dan melanjutkan perlawanan. Dari pantauan IDN Times, Hingga pukul 17.00 WIB, situasi masih tegang dengan aparat bersiaga penuh

Editorial Team