Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Guru SD dan SMP di Semarang Mulai Dibekali Materi Koding dan AI

Kursus koding untuk anak (Pexels.com/ Kampus Production)
Kursus koding untuk anak (Pexels.com/ Kampus Production)
Intinya sih...
  • Dinas Pendidikan Semarang mendukung program Kemendikdasmen tentang pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial (AI).
  • Ratusan guru SD dan SMP sedang menjalani pelatihan koding dan AI untuk mengajar siswa di sekolah.
  • Program tersebut bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi perkembangan teknologi di masa depan.

Semarang, IDN Times - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang mendukung program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terkait pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial (AI). Saat ini ratusan guru SD dan SMP baik negeri maupun swasta tengah melaksanakan pelatihan koding dan AI untuk mengajar siswa di sekolah. 

1. Libatkan empat lembaga diklat untuk pelatihan

Kursus koding untuk anak (Pexels.com/cottonbro studio)
Kursus koding untuk anak (Pexels.com/cottonbro studio)

Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik Kota Semarang, Dr. Miftahudin SPd, MSi mengatakan, dalam pelatihan koding dan AI bagi guru itu pihaknya melibatkan empat lembaga diklat yang sudah ditunjuk oleh Kemendikdasmen. Lembaga tersebut di antaranya Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), dan KodeKiddo.

‘’Guru-guru SD dan SMP di Semarang sudah melaksanakan pelatihan tahap pertama selama lima hari saat liburan sekolah lalu. Saat ini mereka tengah melakukan on the job learning (OJL) selama dua bulan. Nanti, setelah OJL akan ada pemantauan sejauh mana guru bisa mempratekkan dan mengintegrasikan koding dan AI itu dalam mata pelajaran di sekolah,’’ ungkapnya kepada IDN Times, Sabtu (19/7/2025).

Selanjutnya setelah OJL, akan ada pelatihan tahap kedua selama empat hari. Pada tahap itu para guru akan diminta mempresentasikan kompetensi mereka dalam pembelajaran koding dan AI di satuan pendidikan tempat mereka mengajar.

‘’Setelah itu, mereka bisa menyampaikan tantangan dan kendala apa yang dihadapi selama mengajar. Kami berharap semua guru memiliki pemahaman yang utuh terkait implementasi koding dan AI ini di sekolah,’’ ujar Miftah.

2. Sebanyak 236 guru sudah mengikuti pelatihan

Belajar di kelas (https://www.istockphoto.com/id/foto/kelompok-mahasiswa-di-ruang-kelas-melingkar-dengan-guru-di-tengah-menjelaskan-gm1551244906-526431931?utm_source=pexels&utm_medium=affiliate&utm_campaign=sponsored_photo&utm_content=adp_inline_media&utm_term=people)
Belajar di kelas (https://www.istockphoto.com/id/foto/kelompok-mahasiswa-di-ruang-kelas-melingkar-dengan-guru-di-tengah-menjelaskan-gm1551244906-526431931?utm_source=pexels&utm_medium=affiliate&utm_campaign=sponsored_photo&utm_content=adp_inline_media&utm_term=people)

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Semarang, hingga saat ini sudah ada 236 guru SD dan SMP yang mengikuti pelatihan untuk kesiapan pembelajaran koding dan AI. Mereka berasal dari SD dan SMP baik negeri maupun swasta di Kota Semarang.

Menurut Miftah, memang belum semua guru dan sekolah mengikuti pelatihan pembelajaran koding dan Ai. Namun, pihaknya akan memantau pelaksanaan dari pelatihan yang sedang berjalan ini, kemudian mengevaluasi untuk pelatihan berikutnya.

Dalam implementasi pembelajaran koding dan AI kepada siswa SD dan SMP di Kota Semarang, setiap satuan pendidikan dapat memilih satu dari tiga opsi yang ditawarkan. Yakni, sekolah boleh menjadikan koding dan AI sebagai mata pelajaran (mapel) pilihan di kelas 5 dan 6 SD serta SMP kelas 7,8,9.

‘’Silakan jika satuan pendidikan punya sarana prasarana yang lengkap dan SDM yang memadai dari hasil analisis sekolah bisa mengambil pilihan yang pertama. Namun, jika hal tersebut tidak ada, maka sekolah bisa mengintegrasikan koding dan AI dengan mapel yang ada. Silakan, jika sarana prasarana belum memadai bisa memilih yang kedua,’’ terangnya.

3. Dorong siswa tidak sekadar sebagai penikmat teknologi

Ilustrasi guru online (freepik.com/stefamerpik)
Ilustrasi guru online (freepik.com/stefamerpik)

Kemudian, lanjut Miftah, sekolah bisa menjadikan koding dan AI sebagai ekstrakurikuler. Kebijakan dinas ini dikembalikan kepada satuan pendidikan. Silakan satuan pendidikan bisa menganalisis untuk memilih opsi mana yang sesuai kebutuhan dan kemampuan sekolah.

Pembelajaran koding dan KA ini merupakan sesuatu yang penting karena sudah menjadi program prioritas Kemendikdasmen. Maka, Disdik Kota Semarang berupaya untuk mendukung sepenuhnya kebijakan tersebut.

‘’Zaman sekarang ini kan sudah tidak bisa dipungkiri lagi anak-anak dekat dengan IT. Maka, melalui pembelajaran koding dan AI harapannya mampu meningkatkan kompetensi dan literasi siswa. Selain itu, juga pembelajaran ini bisa mendorong anak-anak tidak hanya sebagai penikmat teknologi, tapi juga bisa berkreasi dan berinovasi. Kami meyakini kehadiran pelajaran ini mampu menambah efektivitas pembelajaran yang lebih optimal,’’ terang Miftah.

Sementara, Disdik juga menargetkan bagi guru-guru yang sudah mendapat pelatihan dan pembekalan pembelajaran koding dan AI bisa menerapkan di sekolah. Kemudian, juga menularkan materi tersebut ke guru di satuan pendidikan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us