Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Karanganyar, IDN Times - Seorang pedagang warung yang saban hari berjualan di Pos 4 Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar harus ditandu oleh personel Basarnas lantaran tubuhnya mendadak tak bisa digerakan. Pasalnya, pedagang yang bernama Rina tersebut diketahui penyakitnya kambuh. Bahkan, perempuan paruh baya itu mengalami hipotermia sehingga membuat tubuhnya tidak bisa bergerak. 

"Dari puncak pos 4 Gunung Lawu, korban atas nama Rina kita evakuasi sampai ke base camp dari jam 00.15 dini hari akhirnya baru tiba jam 15.25 Selasa (5/1/2021) sore," kata Tri Puji Sugiharto selaku petugas Basarnas Pos Surakarta yang turut mengevakuasi Rina saat dikonfirmasi IDN Times melalui WhatsApp, Rabu (6/1/2021). 

 

1. Rina berhasil diselamatkan. Dia harus ditandu saat turun gunung

Default Image IDN

Puji mengatakan Rina berhasil digotong memakai tandu saat turun Gunung Lawu dalam kondisi selamat. Rina, lanjutnya juga bisa diajak komunikasi saat dalam perjalanan.

Rina tatkala berbincang dengan dirinya berkata kalau dalam situasi warungnya yang ramai pengunjung, secara tiba-tiba penyakitnya kambuh. 

2. Rina punya riwayat stroke dan hipertensi. Saat kejadian penyakitnya kambuh

amainsure.com

Selama ini Rina memiliki riwayat penyakit hipertensi. "Jadi awalnya korban punya riwayat hipertensi. Tapi saat kejadian, dia juga membantu suaminya jualan di warung miliknya yang ada di Pos 4 Gunung Lawu beberapa minggu belakangan. Dan ternyata penyakitnya itu kambuh. Suaminya akhirnya minta tolong ke rekan-rekan SAR supaya dievakusi dari area Pos 4," bebernya.

Menurutnya kondisi yang dialami Rina bertambah memburuk karena yang bersangkutan juga punya riwayat stroke. Ia pun menduga lantaran kecapekan terlalu banyak melayani pembelinya ditambah adanya cuaca ekstem yang mengguyur Gunung Lawu, menyebabkan Rina tidak bisa berjalan. 

"Betul, Mas karena cuaca juga ekstrem dan warungnya juga ramai pengunjung dimungkinkan ada faktor kelelahan. Sehingga penyakitnya kambuh," tambahnya. 

3. Rina sering bantu suaminya jualan di warung kawasan Cokro Suryo Gunung Lawu

Berwisata alam offroad dengan jip di perkebunan teh lereng Gunung Lawu. IDN Times/Dhana Kencana

Diketahui pula jika Rina rutin membantu suaminya berjualan di warung Pos 4 Gunung Lawu sejak empat tahun terakhir. Lokasi berjualannya berada tepat di kawasan Cokro Suryo. 

"Allhamdullilah yang terpenting korban masih bisa diselamatkan. Hanya saja dia lemas, jadinya kita langsung bawa dia ke Puskesmas Tawangmangu agar diberi tindakan lebih lanjut," paparnya. 

4. Pedagang di Gunung Lawu lebih baik bawa perlengkapan penghangat tubuh

Ilustrasi tim pemandu pendakian gunung. ANTARA FOTO/Seno

Sementara itu, Koordinator Basarnas Pos SAR Surakarta, Arif Sugiarto menyampaikan sejak lama banyak pedagang yang menggantungkan hidupnya di Gunung Lawu. Tercatat terdapat kurang lebih 15 pedagang yang kerap berjualan dari jalur Pos 1 sampai ke titik puncak Gunung Lawu. 

"Ada banyak, Mas (pedagangnya). Kurang lebih lima belasan pedagang dari Pos 1 sampai dengan puncak gunung. Ya kita imbau agar saat naik ataupun ketika berada diatas gunung sebaiknya dibiasakan membawa jaket dan membawa perlengkapan yang bisa menghangatkan tubuh," ujar Arif saat dihubungi terpisah oleh IDN Times via WhatsApp. 

Ia menyarankan kepada para pedagang maupun pendaki Gunung Lawu terutama yang punya penyakit kambuhan mestinya sadar kondisi fisiknya. "Jika memang badan tidak enak, jangan dipaksakan naik. Tentunya harus membawa obat sebagai upaya persiapan khususnya," ungkapnya. 

5. Butuh 15 jam untuk menyelamatkan Rina. Rina juga mengalami hipotermia

Default Image IDN

Sedangkan, Kepala Basarnas Semarang Nur Yahya menceritakan kronologi awal kejadian yang dialami Rina di Pos 4 Cokro Suryo. Sepekan berjualan tubuh Rina mengalami sesak nafas hingga sebagian tubuhnya tidak bisa digerakan.

"Kemungkinan akibat cuaca yang dingin, korban mengalami hipotermia, tubuhnya tidak bisa digerakkan kemudian dievakuasi. Tim SAR butuh waktu kurang lebih 6 jam untuk mencapai pos 4 dengan ketinggian 2.800 Mdpl," imbuhnya.

Dalam prosesnya, personelnya harus berjibaku, mengejar waktu agar survivor tidak mengalami kondisi yang lebih buruk. "Membutuhkan 15 jam sampai berhasil mengevakuasi dan dibawa ke puskesmas," pungkasnya. 

Editorial Team