Loka POM Banyumas bersama Laboratorium Kesehatan Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas mengambil sampel telur asin yang diduga palsu. Tim kemudian menguji kandungan bahan kimia seperti formalin dan boraks dan juga cemaran bakteri pada telur tersebut.
“Dari hasil pengujian tidak ditemukan bahan kimia formalin dan boraks,” kata Kepala Loka POM Banyumas, Suliyanto.
Loka POM juga melakukan pengujian terhadap sampel di Laboratorium Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Semarang, sesuai dengan SNI 01-4277-1996 tentang syarat mutu telur asin yang mensyaratkan uji organoleptis, kadar garam syarat minimal 2 persen, syarat negatif cemaran mikroba Salmonella thyposa, Staphylococcus aureus, dan syarat maksimal 10 koloni.
“Hasil uji laboratorium di Semarang belum keluar, biasanya dua minggu hasilnya baru keluar,” ujar dia.