Semarang, IDN Times - Elite politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai proses hilirisasi yang dilakukan wilayah Jawa Tengah kurang optimal lantaran belum adanya perhatian pemerintah pada akses permodalan dan pendayagunaan teknologi.
Hilirisasi Pertanian Jateng Tidak Maksimal Karena Terbentur Permodalan

Intinya sih...
PKS: Hilirisasi dan regenerasi petani perlu dilakukan untuk kedaulatan pangan Indonesia.
Petani Gen Z baru 2 persen dari total petani di Jawa Tengah, butuh akses teknologi dan modal.
PKS berharap pemerintah turun tangan dengan dukungan teknologi, akses modal, dan program hilirisasi yang terintegrasi.
1. PKS: Hilirisasi dan regenerasi petani perlu dilakukan
Kepala Bidang Petani, Peternak, dan Nelayan DPW PKS Jawa Tengah, Tugiman, menuturkan semestinya perlu dilakukan hilirisasi sekaligus regenerasi petani sebagai upaya menuju kedaulatan pangan Indonesia.
"Sementara ini hilirisasi bidang pertanian di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah belum berjalan dengan optimal, karena memang perhatian pemerintah belum juga maksimal, terutama dalam memberikan akses teknologi dan akses permodalan” ungkap Tugiman dalam keterangan yang didapat IDN Times, Jumat (26/9/2025).
2. Petani Gen Z baru 2 persen
Tak cuma itu saja, menurut anggota Komisi A DPRD Jateng ini, tahapan regenerasi petani juga menjadi persoalan serius.
Ia pun mengutip data Sensus Pertanian 2023 (BPS) mencatat bahwa proporsi petani milenial berusia 19–39 tahun di Indonesia baru mencapai 21,9 persen. Sementara petani Gen Z di bawah usia 26 tahun hanya 2,14 persen.
Di Jawa Tengah sendiri, jumlah petani milenial tercatat 625.807 orang atau 10,12 persen dari total nasional. Angka ini dinilai masih rendah dan mengkhawatirkan.
“Kita berharap angkatan muda petani, baik petani atau nelayan tidak tergerus, itu pentingnya pemerintah harus turun tangan melalui pemenuhan teknologi yang bisa dimiliki oleh petani dan juga akses modal” ujarnya.
3. PKS berharap hilirisasi jadi kenyataan
Tugiman berharap pemerintah segera turun tangan serius, tidak hanya memberikan perhatian simbolis, tetapi juga langkah nyata berupa dukungan teknologi, kemudahan akses modal, dan program hilirisasi yang terintegrasi. Menurut Tugiman, proses pengolahan produk pertanian dari bentuk mentah menjadi produk siap jual akan memberi nilai tambah besar, baik bagi petani maupun nelayan.
“Semoga di Hari Tani, hilirisasi semakin nyata, dan angkatan muda petani maupun nelayan semakin banyak,” tutur Tugiman.
Ia menilai, momentum Hari Tani Nasional harus menjadi bahan refleksi semua pihak, terutama pemerintah. Dengan begitu, kesejahteraan mereka dapat meningkat, sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor pertanian.
4. Sekda Jateng: Masukan-masukan kita laporkan ke Gubernur
Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno dalam kegiatan menyerap aspirasi dari para petani pada momentum Hari Tani Nasional 2025 dirinya menekankan jika sejumlah aspirasi petani yang diterima akan diteruskan kepada pihak terkait, seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), Perhutanibdan lain-lain.
Ia juga meminta Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng untuk bisa mengakomodir langsung aspirasi petani.
Di sisi lain, dia berterima kasih atas peran petani dan para pegiat lingkungan terkhusus dalam menjaga kelestarian Gunung Merbabu dan Merapi. Apalagi, keberadaan gunung-gunung tersebut juga berfungsi sebagai sebagai wilayah serapan air untuk pertanian.
"Nanti masukan-masukannya, tentu saja akan kita laporkan Pak Gubernur Ahmad Luthfi. Insya Allah akan kita tindak lanjuti sesuai dengan kemampuan dan kewenangan kami. Karena banyak hal memang itu di luar kewenangan dari Pemprov Jateng," kata Sumarno.