Internasional Mask Festival (IMF) 2023 di Solo. (Dok/IMF))
Delegasi luar negeri lainnya, yakni dari Kamboja yang diwakili oleh Lakhaon Khaol youth of Cambodia, tampil pada urutan keenam dengan "Cham-Baing TuPi". Karya tersebut merupakan bagian dari cerita Ramayana tentang kerbau jantan bernama TuPi yang sangat kuat dan bertarung melawan raja monyet.
Rangkaian pertunjukkan topeng dilanjutkan dengan penampilan dari Sanggar Seni Panji Asmara, Cirebon, dengan "Tari Topeng Putih Tumenggung Magang Diraja". Para penari mengilustrasikan kehidupan manusia di dunia yang menggambarkan seseorang yang dikenal sebab tegas, patuh, dan sifat-sifat yang dipercaya.
Seniman asal Palopo, Sulawesi Selatan, yang tergabung dalam Sugi Performing Arts menyambung daftar panjang sajian tari topeng pada hari pertama dengan tarian "Doddo Ri Abbaratanna Datue". Emosi kesedihan dan duka dalam pemakaman raja Luwu digambarkan oleh penari dalam tariannya.
Kota Banjarmasin pun turut hadir dengan "Tari Kuasa Atas Kuasa" yang disajikan oleh Sanggar Seni nuansa Binaan Disbudporapar Kota Banjarmasin. Karya ini menggambarkan kelebihan kekuatan yang diberdayakan untuk mendominasi dan mencapai tingkat yang lebih tinggi: kekuatan Yang Maha Kuasa.
Yayasan Sanggar Budaya Pakdhe dari Lumajang kemudian menyusul dengan "Tari Topeng Kaliwungu" yang merupakan tari tradisional dari desa di Kaliwungu, Lumajang. Penonton disuguhkan dengan tarian yang dikombinasikan dengan Jaran Slining Dance yang merupakan karya seni yang menonjol di Lumajang.
Sanggar Sarwi Retno Budoyo, Surakarta, kemudian menjadi pamungkas rangkaian pertunjukkan. topeng di hari pertama. Tampil dengan tajuk karya "Candabirawa", tarian itu merepresentasikan perwujudan kekuatan yang lahir dari balas dendam dan kebencian.