Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Padi menguning siap panen. (IDN Times/Yuko Utami)

Intinya sih...

  • Bulog Jateng optimistis menyerap hasil panen padi dari enam kabupaten untuk memenuhi kebutuhan beras lokal.
  • Potensi penyerapan beras juga ada dari Jawa Timur dan Jawa Barat, namun optimis pertanian lokal cukup memenuhi kebutuhan.
  • Penghentian impor beras tahun ini tidak mempengaruhi ketersediaan beras di Jateng, dengan tambahan luas areal tanam untuk hasil panen yang lebih melimpah.

Semarang, IDN Times - Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah (Jateng) optimistis sanggup menyerap hasil panen padi milik para petani enam kabupaten setelah adanya keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menghentikan impor beras mulai tahun 2025. 

1. Yakin bisa cukupi kebutuhan pangan sendiri

Pimwil Bulog Jateng Sopran Kenedi. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Pemimpin Wilayah Bulog Jateng Sopran Kenedi menuturkan pihaknya akan menyerap hasil panen para petani yang tersebar di sentra penghasil beras. 

Hasil panen yang akan diserap Bulog yaitu di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Pati, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Sragen, Kabupaten Kendal, dan beberapa sentra lainnya. 

"Saya rasa bisa lah ya kita mencukupi kebutuhan pangan sendiri, karena kalau dari kalkulasinya harusnya surplus," kata Sopran, Kamis (8/1/2025). 

2. Jawa kayak lumintu, panennya terus menerus

Petani di Lombok Barat sedang menanam padi pada Oktober lalu. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Meski demikian, pihaknya tidak menampik adanya potensi penyerapan beras dari Jawa Timur dan Jawa Barat. Tidak menutup kemungkinan Bulog Jateng juga menyuplai kebutuhan beras untuk provinsi tetangga. 

"Karena di Jawa itu kan kayak lumintu ya, panennya terus-menerus ya, nanti Jawa Timur selesai panen, Jawa Tengah baru mau panen. Demikian Jawa Barat nanti sudah selesai panen mungkin akan menyerap di Jawa Tengah," sambungnya. 

Lebih jauh pihaknya optimis bahwa potensi pertanian di Jawa Tengah apabila dapat dioptimalkan dan dimaksimalkan, kebutuhan pangan masyarakat akan tetap tercukupi meski ada larangan impor beras. 

"Kalau melihat datanya pemerintah saya rasa cukup ya. Karena produksi ada perluasan area tanam otomatis kan ada penambahan produksi plus panen," ujar Sopran. 

3. Pimwil Bulog Jateng: Saya rasa harus support sih

Proses Bongkar Muat Beras Bulog di Pelabuhan PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) Cabang Belawan (Dok. IDN Times)

Pihaknya mengklaim, penghentian impor beras tahun ini tidak mempengaruhi ketersediaan beras untuk memenuhi kebutuhan warga Jateng. Sebab Jateng sebagai lumbung pangan, di mana sejumlah daerah dikenal sebagai sentra penghasil beras. 

Sehingga, kata Kenedi, pihaknya optimis bahwa produksi hasil pertanian lokal cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi hal ini didukung dengan penambahan luas areal tanam sehingga hasil panen nantinya akan lebih melimpah. 

"Pada aspek produksi kita optimis mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sendiri tanpa harus mendatangkan dari luar negeri, saya rasa kita harus support penuh sih," akunya. 

Sementara jika berkaca situasi 2024 kemarin, Bulog Jateng menerima 350 ribu ton beras impor dari Vietnam, Thailand, Myanmar, Pakistan, dan Kamboja.

Editorial Team