Indonesia Social Responsibility Award Gelar Road to ISRA 2025, Berbagi Pengetahuan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan

Surakarta, IDN Times - Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025, ISRA bekerja sama dengan Prospect Institute menyelenggarakan Prospect Talks #49 x ISRA.
Prospect Talks merupakan forum diskusi rutin yang digagas Prospect Institute (https://bit.ly/InstagramProspectInstitute) untuk berbagi pengetahuan seputar pengelolaan lingkungan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
1. Diskusi tentang strategi berkelanjutan

Dalam edisi ke-49 ini, Prospect Talks berkolaborasi dengan ISRA 2025 membawa diskusi ke tingkat yang lebih strategis, mendorong keberlanjutan sebagai strategi transformasi, tidak hanya sekadar kepatuhan.
Prospect Talks #49 x ISRA Road to Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025 mengangkat tajuk "Sustainability Impact & Beyond", yang menekankan kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan masa depan yang adil, tangguh, dan berkelanjutan. Diskusi ini bertujuan memperluas pemahaman publik terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta pentingnya dampak nyata dari program keberlanjutan.
Diskusi dimoderatori oleh Aprilina Kurniawati, Sustainability Senior Officer (PROPER) Prospect Institute. Prospect Talks #49 x ISRA menjadi ruang interaktif yang mempertemukan pelaku industri, akademisi, media, dan masyarakat umum, serta menjadi bagian dari Road to ISRA 2025.
Acara diskusi dibuka oleh Director PT Prospect Riset Madani, Rosyid Nukha yang menekankan pentingnya strategi keberlanjutan yang dapat diintegrasikan ke dalam model bisnis perusahaan melalui pendekatan riset. la menggarisbawahi bahwa strategi keberlanjutan harus berlandaskan pada tiga pilar ESG - lingkungan, sosial, dan tata kelola yang tidak bisa dijalankan secara parsial.
"Aspek sustainability dan juga ESG tidak dapat tercapai kalau tidak adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama menuju keberhasilan implementasi,” kata Rasyid.
2. Membahas soal dampak sosial.

Pada pembicara kedua, menghadirkan Communication & Partnership Impact Meter, Dyah Putri Utami yang turut menyoroti pentingnya Social Return on Investment (SROI) sebagai alat pengukuran dampak nyata. la mengatakan bahwasanya investasi sosial harus dirancang partisipatif, sesuai kebutuhan lokal, dan terukur.
“Jika sudah memunculkan program partisipatif, sudah berangkat dari nilai lokalitas, dengan strategi keberlanjutan yang baik, serta berbagai fasilitas yang sesuai. Tahap akhir, perlu adanya penghitungan dampak sebagai jejak keberhasilan," tuturnya.
Selain itu, Dyah sempat memberikan bocoran peluncuran Impact Meter di ISRA 2025, sebagai langkah konkret untuk mempermudah pengukuran dampak sosial secara inklusif.
Dari sudut pandang yang berbeda, Vevry Hari Saputro (Director PT Owalah Aksara Interkreasi) memaparkan peran industri kreatif dalam menyampaikan isu keberlanjutan secara visual dan komunikatif. Menurutnya, isu keberlanjutan masih sulit dipahami publik karena bahasa yang terlalu teknis. Namun, dengan adanya visual dan narasi yang komunikatif akan menjembatani dan membawa pesan keberlanjutan lebih dekat ke masyarakat luas. "Visual bukan hanya sebagai pemanis, tapi alat utama dan bahasa pertama untuk menarik perhatian, menyampaikan pesan cepat, dan membentuk emosi," pungkas Vevry.
3. ISRA 2025 akan digelar di Yogyakarta pada 10 Juli 2025.

Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) merupakan ajang penghargaan tahunan untuk individu dan organisasi yang menunjukkan dedikasi dan dampak positif dalam implementasi tanggung jawab sosial dan lingkungan. Rangkaian agenda ISRA 2025 mencakup Panel Discussion, Conference, dan Awarding. Agenda pertama adalah Panel Discussion of ISRA yang akan mempertemukan. para pemimpin dari berbagai sektor untuk membahas peran kepemimpinan dalam keberlanjutan dapat sejalan dengan tujuan bisnis.
Tiga topik utama akan dibahas, antara lain Sustainability Leadership: Aligning Business Purpose with Sustainability Development; Enabling ESG: Tools, Data, and Digital Solutions; serta Delivering Sustainability, Optimizing Impact. Diskusi ini terbuka dengan kontribusi biaya sebesar Rp200.000 untuk mahasiswa dan Rp350.000 untuk peserta umum. Fasilitas seperti e-certificate dan coffee break akan melengkapi kenyamanan peserta.
Bagi kalangan akademisi dan peneliti, ISRA juga membuka Call for Paper sebagai bagian dari Conference of ISRA yang akan berlangsung di hari yang sama. Peserta diajak untuk mengangkat 3 (tiga) topik besar, antara lain Social Innovation for Sustainable Communities, The Path to Sustainable Impact, serta Sustainable Development and the Future of Ecosystem Services. Setiap artikel jurnal atau paper yang masuk akan melalui proses reviu dan memiliki peluang untuk diterbitkan dalam jurnal bereputasi, dengan ketentuan tambahan.
Konferensi ini tidak hanya menjadi ajang diseminasi ilmu pengetahuan, tetapi juga jembatan kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi perusahaan. Kontribusi biaya sebesar Rp500.000 untuk mahasiswa dan Rp1.000.000 untuk umum serta telah termasuk akses gratis untuk 1 (satu) orang ke Panel Discussion.