Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pasangan sedang berjalan di sawah terasering di Tegallalang, Bali. (freepik.com/prostooleh)
Ilustrasi pasangan sedang berjalan di sawah terasering di Tegallalang, Bali. (freepik.com/prostooleh)

Intinya sih...

  • Luas tanam padi tambah ribuan hektare

  • Jateng punya 3,7 juta petani

  • Saleh: Di saat negara lain pusing, pangan kita surplus

Semarang, IDN Times - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah mengklaim sanggup melakukan penambahan luasan tanam padi di 35 kabupaten/kota untuk turut menyukseskan program swasembada pangan. 

1. Luas tanam padi tambah ribuan hektare

Wakil Ketua DPRD Jateng Muhamad Saleh bersama CEO DGA dan mitra usaha saat memperlihatkan draft penandatanganan perjanjian bisnis sapi. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Kepala Distanbun Jateng, Defransisco Dasilva Tavares mengatakan pihaknya sampai saat ini berhasil memperbanyak luasan tanam padi sekitar 3.000-4.000 hektar lahan. 

"Tambahan luasan tanam ada sebanyak 3000-4000 hektar padi. Kemudian lahan kedelai juga 30-50 hektare. Kondisi yang kurang lebih sama kita lakukan untuk lahan jagung wilayah Jawa Tengah," tutur Frans, sapaan akrabnya saat paparan capaian luasan tanam padi dalam kegiatan talkshow ketahanan pangan di gedung DPRD Jawa Tengah, Kamis (24/7/2025). 

2. Jateng punya 3,7 juta petani

Proses pendatanganan perjanjian pengadaan sapi. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia juga mengaku apabila dilihat pada angka indeks pertanian, setiap tahun Jawa Tengah memiliki dua kali musim panen raya.

Secara umum Jawa Tengah punya 3,7 juta petani. Dari sekian banyak jumlah petani tersebut kisaran 2.300 tergabung di Gapoktan. Lalu sisanya masuk kelompok tani. 

Dalam kelompok tani ini masing-masing anggotanya sejumlah 50-60 orang. Dengan jumlah petani yang banyak, pihaknya diminta merealisasikan target swasembada pangan dengan angka yang sangat besar. 

"Target kami untuk swasembada pangan cukup besar. Karena sampai hari ini persediaan padi sudah mencapai 63,68 persen dan kita jadi kontributor pangan nomor dua secara nasional. Dari jagung ada 58,73 persen. Komoditas lain rata rata sudah mencapai target," cetusnya. 

3. Saleh: Di saat negara lain pusing, pangan kita surplus

Petugas Bulog Semarang mengecek kadar air dari gabah kering yang dipanen petani. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Wakil Ketua DPRD Jateng Muhamad Saleh mengungkapkan bangsa Indonesia diuntungkan dengan adanya program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Pasalnya, di saat negara-negara lain dilanda kebingungan di bidang ketersediaan pangan. Indonesia khususnya Jawa Tengah justru mengalami surplus bahan pangan. 

"Ketahanan kita adalah ketahanan pangan. Di saat negara lain pusing dengan ketersediaan pangan kita sudah surplus," ungkapnya.

4. Kampus didorong terintegrasi dengan pihak swasta

CEO Global Dairi Alami (GDA), Ihsan Mulia Putri bersama Wakil Ketua DPRD Jateng Muhamad Saleh dan Rektor Unwahas Prof Helmy Purwanto. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Bahkan dalam waktu dekat populasi sapi dalam jumlah besar dari Subang Jabar akan dikirim ke Kabupaten Brebes.

Pihaknya mendorong para insan pendidikan seperti kalangan mahasiswa untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengiriman sapi agar bisa menjadi kesatuan yang bermitra dengan pemerintah daerah. 

"Untuk populasi sapi yang besar di Subang. Nanti akan masuk ke Brebes. Nanti jadi mitra bagi PT Global Dairi Alami (GDA). Bisa kita integrasikan dengan adik adik mahasiswa. Ayo kita mulai integrasi antara swasta dan kampus. Unwahas (Universitas Wahid Hasyim) bisa ungkapkan apa saja yang cocok dengan GDA," paparnya. 

Editorial Team