Semarang, IDN Times - Kumandang azan menggema di Kampung Petolongan, Semarang Tengah tepat pukul 11.54 WIB. Dengan memakai kopyah putih yang dipadukan baju dan sarung warna serupa, sekumpulan orang bertubuh tinggi besar bergegas masuk ke Masjid Jami Pekojan.
Semilir angin yang berkembus dari rongga jendela membuat udara bertambah sejuk. Suasana salat Jumat siang itu berlangsung khusyuk. Jika diamati sebagian besar jemaah masjid bertubuh tinggi dan berhidung bangir alias mancung. Dengan kulit kecokelatan serta lekuk mata yang agak ke dalam, mempertegas guratan wajahnya bak warga India.
"Di kawasan Pekojan terutama di gang-gang kampung di sana memang masih keturunan dari Koja, salah satu desa kuno di Gujarat. Tapi kita beda dengan India, warna kulit kita lebih cerah. Maka kampungnya dinamakan Pekojan yang berarti perkampungan warga Koja," kata Muhammad Soleh, yang dipercaya sebagai Ketua Komunitas Koja Semarang (Koja'S), ketika berbincang dengan IDN Times, Jumat (16/4/2021).