Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno [tengah]. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Saat ditanya apabila DPP PAN menyatakan berkoalisi, Hari dan sejumlah kader di daerah merasa kecewa. Karena harus dipahami bahwa terdapat hampir 50 persen rakyat mengkritisi pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua, dalam isu-isu bidang kesejahteraan, keadilan di bidang hukum, serta kurangnya kemampuan komunikasi politik Istana yang bisa menyejukkan banyak pihak sejak hasil pilpres 2014.
"Dari beberapa pendapat kader dan saya, tentu kami kecewa apabila PAN menyatakan koalisi dengan pemerintah. Diskursus koalisi selama ini hanya ramai pada isu jatah kursi partai pendukung," ungkapnya.
"Tentu ini pendidikan politik yang kurang baik bagi rakyat, terkesan bahwa ada pragmatisme politik, dan sejarahnya koalisi seakan menyandera kinerja legislatif. Kami sebagai kader tidak mau PAN jatuh pada kondisi pragmatisme politik paska pemilu 2019." tegas Hari.