Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, saat debat capres kelima yang digelar di JCC, Minggu (4/2/0224). (youtube.com/tvOne Digital TV POOL)

Semarang, IDN Times - Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan sebut fenomena perguruan tinggi nyatakan sikap mengkritisi demokrasi Indonesia menunjukkan saat ini saluran-saluran untuk menyampaikan aspirasi masyarakat dalam sistem demokrasi mampet.

Menurut Anies ketika saluran untuk menyampaikan aspirasi masyarakat seperti DPR,Partai Politik tidak berfungsi, maka aspirasi tersebut mencari jalan baru yakni suara dari kampus dan guru-guru besar perguruan tinggi. Disebutkan Anies ketika saluran aspirasi masyarakat tersebut berfungsi maka menurutnya kampus akan berkonsentrasi pada urusan pendidikan dan penelitian, karena proses politik berjalan, apa yang menjadi aspirasi diproses, namun yang terjadi saat ini aspirasi publik tidak diungkapkan partai politik dan juga DPR bahkan yang terlihat adanya penseragaman.

"Jadi ketika kampus-kampus itu itu menyuarakan pendapat itu artinya ada aspirasi yang kuat yang mampet yang tidak diutarakan pada channel-channel yang ada. Di situ kemudian kampus bergerak, kampus menyuarakan, kenapa karena kampus di situ tempat kaum intelektual, cendekia, membaca situasi, mengerti apa yang terjadi," kata Anies di acara Desak Anies Semarang, Senin (5/2/2024).

Turun gunungnya kampus dan para guru besar menurut Anies jangan dimaknai bahwa kampus partisan, karena kampus menurutnya berpolitik secara kenegaraan bukan sebagai partisan.

"Jadi ketika kampus mengungkapkan, jangan tuduh partisan, karena kampus itu berisi pandangannya beda-beda. Datang ke Gajah Mada pandangannya beda-beda, datang ke Undip pandangannya beda-beda, tetapi ketika sampai ke etika, urusan tata negara mereka berpandangan sama jangan rendahkan proses demokrasi, jangan rendahkan etika, karena itu prinsip yang harus dijaga apapun afiliasi partai politiknya," katanya.

Editorial Team