ANTARA FOTO/Bambang Dwi Marwoto
Lebih lanjut, Rycko menuturkan bom yang terpasang pada tubuh pelaku berdaya ledak rendah atau low explosive. Pemantik bomnya menggunakan alat manual yang dililitkan pada tubuhnya sendiri.
"Untuk bom yang kemarin tutup panci lapisannya," ujar dia.
Rycko mengatakan pelaku ternyata sempat membujuk kedua orang tuanya untuk bergabung dengan jaringan ISIS. Rycko bilang hal itu terkuak dari pengakuan orang tua pelaku saat dimintai keterangan pasca bom meledak di Pospol.
"Orang tuanya sempat diajak gabung, diminta ikut baiat segala macam agar mau bersama ISIS. Tetapi mereka menolak," kata Rycko.
Menurut Rycko, kedua orang tua Rofik sebenarnya sudah berulang kali memperingatkan dan menegur anaknya. Mereka juga meminta Rofik menghentikan perbuatannya. Namun, Rofik mengabaikan nasehat orang tuanya.
Kapolda menambahkan pihaknya saat ini berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk menangani kedua orangtua pelaku. Tujuannya agar orang tua pelaku memahami bahaya jaringan ISIS sekaligus bisa menggencarkan sosialisasi akan baiat ISIS ini kepada masyarakat.
"BNPT memang harus turun tangan untuk menekan pengaruh ISIS. Terutama memberikan pendekatan kepada lingkungan keluarga agar tidak ikut terpapar paham radikal," kata Rycko.