Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Semarang, IDN Times - Proses urbanisasi dalam penciptaan sebuah kota menjadi penyebab banjir di Kota Semarang pada bulan Februari lalu. Adapun, salah satu faktor pemicunya adalah penggunaan ruang di daerah aliran sungai (DAS) di Semarang yang sangat masif dari tahun ke tahun.

Hal itu menjadi temuan awal dari penelitian bertajuk ‘’#BANJIRSEMARANG, Netizen: Yakin karena hujan deras?’’ yang dilakukan Koalisi Pesisir Kendal-Semarang-Demak (KPKSD).

1. Perubahan penggunaan ruang di DAS Semarang dipetakan

Fasilitator penelitian #BANJIRSEMARANG sekaligus peneliti tata kelola air dan kota dari Universitas Amsterdam, Bosman Batubara. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Fasilitator penelitian, Bosman Batubara mengatakan, pihaknya mencoba memetakan perubahan penggunaan ruang di DAS-DAS Semarang sejak tahun 1973 hingga 2020.

‘’Pendekatan metodologi yang kami gunakan adalah dengan pendekatan DAS, bukan batas administratif. Untuk di Semarang sendiri biasanya menggunakan pendekatan dari 6-7 DAS, namun kami hanya mengidentifikasi lima DAS. Sebab, resolusi data Digital Elevation Model (DEM) hanya sampai di tingkat itu,’’ ungkapnya secara daring, Rabu (7/4/2021).

Ada tiga klasifikasi dasar yang digunakan dalam mengidentifikasi, yaitu kawasan tutupan air, area terbangun, dan vegetasi. Sedangkan, kawasan yang diteliti meliputi DAS Babon, Bringin, Garang, Karanganyar, dan Silandak.

2. Sepanjang tahun 1973-2020 area terbangun tumbuh pesat melebihi vegetasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di