Hasil penelitian awal #BANJIRSEMARANG tentang evolusi penggunaan ruang di DAS. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).
Bosman menjelaskan, secara umum terdapat evolusi penggunaan ruang di lima DAS di Semarang. Pada tahun 1973, tampak area terbangun di Semarang masih di angka 12,5 persen. Sedangkan, kawasan tutupan air hanya berkisar 3,5 persen dan tutupan vegetasi 84,1 persen.
‘’Perubahan ruang di DAS yang sangat masif dimulai tahun 1980-an dan terus terjadi hingga 2020. Pada tahun 2020, kawasan tutupan air menurun drastis menjadi satu persen, kemudian area terbangun tumbuh pesat mencapai 66,2 persen dan menyisakan area vegetasi sebesar 32,7 persen,’’ tuturnya yang juga peneliti tata kelola air dan kota dari Universitas Amsterdam itu.
Dari lima DAS tersebut, dua DAS yang mengalami evolusi penggunaan ruang yang sangat ekstrem adalah Karanganyar dan Silandak. Pada DAS Karanganyar yang berada di kawasan Mangkang Wetan, Wonosari, Karanganyar, dan Tambakaji itu, tutupan air menurun drastis dari 24 persen di tahun 1973 menjadi 8,1 persen di tahun 2020. Area terbangun pun juga tumbuh pesat dari 20,2 persen di tahun 1973 menjadi 90,3 persen di tahun 2020. Sedangkan, pada tahun 2020 menyisakan vegetasi 1,6 persen dari sebelumnya 55,8 persen di tahun 1973.