Semarang, IDN Times - Musim kemarau yang berkepanjangan membuat masyarakat Jawa Tengah bersama-sama bermunajat berdoa agar hujan lekas turun.
Tak mau ketinggalan munajat atau doa juga dilakukan oleh ratusan narapidana Lapas Kelas IA Kedungpane, Ngaliyan, Semarang. Ratusan narapidana tersebut mengikuti Salat Istisqa yang dilangsungkan di pelataran lapas, Kamis (19/9). Salat dan da bersama tersebut dilangsungkan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan hujan.
Bertempat di pelataran gedung lapas, tak kurang 300 narapidana memulai doa bersama dan dimulai dengan Salat Istigosah pukul 08.00 WIB .
KH Abdul Hamid, selaku imam sekaligus khotib Salat Istisqa menuturkan bila sebelum memulai Istisqa, dirinya menyarankan kepada masyarakat supaya membantu berpuasa. Lalu, katanya warga juga harus bertaubat meninggalkan segala bentuk kemaksiatan serta kembali beribadah, menghentikan perbuatan yang zalim.
"Salat Istisqa dilaksanakan dua rakaat kemudian setelah itu diikuti oleh khotbah dua kali oleh khatib," kata Hamid, usai salat.
Salat istisqa diawali dengan membaca istigfar sembilan kali sedangkan pada khotbah kedua tujuh kali yang berisi anjuran untuk memohon ampun dan berserah diri kepada Allah SWT.
Setelah itu, dalam salat juga harus berkeyakinan bahwa permintaan akan dikabulkan oleh-Nya. Istisqa diakhiri dengan gerakan khotib berpaling ke arah kiblat membelakangi makmum dan berdoa bersama-sama.
Ia mengaku tak lupa menyelipkan pesan-pesan moral agar mengena di hati para narapidana.
Kalapas Kedungpane, Dadi Mulyadi menjelaskan, salat istisqa dilakukan untuk meminta diturunkannya hujan.
"Karena dilihat sudah terjadi kemarau yang panjang dan dibutuhkannya hujan untuk keperluan kehidupan sehari-hari, maka tidak ada salahnya kita bermunajat kepada Allah SWT untuk diberi segala kemudahan agar diturunkan air hujan. Sehingga bencana kekeringan dan kebakaran lahan yang belakangan ini sering melanda wilayah kita, dapat berangsur dipadamkan," terangnya.