Kemenbud Tulis Ulang Sejarah, Fadli Zon Ungkap Soal Fakta PKI

Intinya sih...
- Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan proses penulisan ulang sejarah Indonesia sedang dikerjakan oleh sejumlah pakar.
- Buku sejarah hasil penulisan ulang digarap oleh 100 sejarawan, profesor, dan doktor di bidangnya masing-masing.
- Proses penulisan ulang sejarah tidak dimulai dari nol dan fakta-fakta PKI tidak akan diubah.
Semarang, IDN Times - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan proses penulisan ulang sejarah Indonesia saat ini masih dikerjakan oleh sejumlah pakar.
Fadli menuturkan penulisan ulang sejarah akan diterbitkan tepat saat Hari Kemerdekaan Indonesia Ke-80 pada 17 Agustus nanti.
Menurutnya pencetakan buku sejarah hasil penulisan ulang tersebut baru 10 jilid karena jumlahnya masih terbatas.
"Tapi ya tentu karena cuma 10 jilid ya, tentu masih terbatas. Nanti kita akan detailkan lagi masing-masing," papar Fadli kepada wartawan saat membuka pameran nasional kain di Museum Ronggowarsito, Jalan Abdurrahman Saleh Semarang, Jumat (9/5/2025).
1. Dikerjakan oleh 100 sejarawan dan para profesor
Adapun buku sejarah hasil penulisan ulang digarap oleh 100 sejarawan, profesor dan doktor di bidangnya masing-masing.
Fadli mengatakan riwayat sejarah Indonesia yang ada saat ini tidak akan diubah. Melainkan, katanya diperbaharui dan menambah sejumlah temuan yang ada. Apalagi selama ini bangsa Indonesia belum pernah menerbitkan buku sejarah
“Jadi bukan dirubah ya, kita meng-update sejarah kita itu, karena kita ini sudah lama belum menerbitkan tentang sejarah kita. Ini kebetulan tahun ini tepat 80 tahun Indonesia Merdeka," ungkapnya.
2. Ada tambahan mengenai riwayat pra sejarah
Untuk proses penulisan ulang sejarah yang diperbarui ialah mengenai riwayat masa pra sejarah manusia termasuk dari masa manusia mengenal atau menggunakan tulisan. Namun, ia tak merinci bagian-bagian garis sejarah atau periode berapa yang akan diperbarui.
“Yang pra sejarah, kemudian tambahan-tambahan yang lain juga,” bebernya.
3. Fadli Zon: PKI memberontak tahun 48 dan 65 itu fakta sejarah, tidak kita ubah
Untuk setiap proses penulisan ulang sejarah, ia memaparkan bahwa rekam sejarah yang dirilis nanti sesuai data-data yang sudah ada dalam arsip sejarah nasional Indonesia terbitan tahun 1984 dan sejarah yang ditulis tahun 2012.
Karena itulah pihaknya menekankan penulisan ulang sejarah tidak dimulai dari nol.
“Kita berangkat dari yang sudah ada. Ada Sejarah Nasional Indonesia, dulu pernah terbit tahun 1984, kemudian ada tahun 2012 Indonesia Dalam Arus Sejarah. Nah ini, kita bukan berangkat dari nol, berangkat dari yang sudah ada,” tegasnya.
Mengenai proses penulisan ulang sejarah yang menyasar pada periode munculnya Partai Komunis Indonesia (PKI), pihaknya secara tegas membantah.
Sebab, peristiwa yang pembantaian massal oleh PKI tahun 1948 dan 1965 merupakan fakta sejarah. Sehingga fakta-fakta yang ada pada sejarah PKI akan tetap dipertahankan.
“Kita tahu bahwa PKI itu memang memberontak kan, tahun 48 itu yang banyak korban justru tokoh-tokoh kiai dari Nahdatul Ulama. ketika itu dari Gontor dan juga kepala-kepala institusi pemerintah, ada kepala pengadilan, kepala sekolah. Jadi itu kan fakta ya, memang PKI memberontak tahun 48, tahun 65, itu fakta sejarah. Itu tidak kita ubah,” ujar Fadli.