Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang lansia dicek kadar gulanya oleh seorang dokter di lokasi kegiatan speling di Jalan Pahlawan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Seorang lansia dicek kadar gulanya oleh seorang dokter di lokasi kegiatan speling di Jalan Pahlawan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Intinya sih...

  • Gencarkan pemberantasan TBC di delapan provinsi

  • Penderita TBC jangan dikucilkan, tapi musti dirangkul

  • Dinkes Jateng pastikan biaya pengobatan TBC gratis

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Seluruh pemerintah provinsi hingga kabupaten/kota menjelang akhir tahun ini diminta segera bersinergi untuk menanggulangi sebaran virus tuberkulosis (TBC).

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan sebaran virus TBC tak cuma jadi tantangan secara global. Melainkan juga menyasar pada setiap negara. 

"Ini jadi tantangan global tidak hanya Indonesia. Karena Indonesia menempati urutan kedua setelah India. Maka pemerintah pusat dan seluruh provinsi maupun setiap kabupaten kota harus memerangi TBC ini," kata Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, Kemenko PMK, Warsito saat kampanye gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC di area car free day (CFD) Jalan Pahlawan, Semarang, Minggu pagi (9/11/2025). 

1. Gencarkan pemberantasan TBC di delapan provinsi

Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, Kemenko PMK, Warsito bersama Asisten Kesra Iwanuddin Iskandar dan Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar kampanye TOSS TBC di CFD Pahlawan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia menyebutkan terdapat delapan pemerintah provinsi yang kini digerakan secara masif untuk mengatasi penularan TBC. 

Masing-masing provinsi termasuk Jawa Tengah perlu mengidentifikasi, mencermati data-data temuan serta menggerakkan kader-kader kesehatan di tiap kampung, desa dan kelurahan untuk memitigasi resiko penularan TBC. 

Lebih lanjut, ia menekankan TBC memang menjadi penyakit menular. Namun masih bisa diobati apabila penderitanya ditangani dengan baik. 

Makanya, menurutnya gerakan TOSS TBC perlu disosialisasikan untuk menyembuhkan penderita TBC. 

"Temukan obati sampai sembuh mereka yang ada gejala TBC ini. Kami dari Kemenko PMK juga melakukan kegiatan sejenis di delapan provinsi termasuk Jateng. Kita semua tahu TBC penyakit menular yang sama-sama harus dicegah," tuturnya. 

2. Penderita TBC jangan dikucilkan, tapi musti dirangkul

Kegiatan para dokter spesialis keliling saat pemberantasan TBC di Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sedangkan, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Jawa Tengah, Iwanuddin Iskandar menyambut ikhtiar pemerintah pusat yang berusaha menanggulangi penyebaran TBC.

Pihaknya juga akan menginisiasi gerakan bersama sampai tingkat desa.

Pelibatan kader kesehatan, penyuluh Dinkes dan perangkat desa juga diperlukan guna menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi dampak psikologi dari penderita TBC.

"Yang sifatnya butuh bantuan penguatan akan diatasi bersama-sama. Yang kena TBC dirangkul dengan baik. Jangan dikucilkan, tetapi obati sampai tuntas. Kami juga minta supaya ada mitigasi lokasi yang berpotensi TBC agar tidak menyebar kemana-mana," ujar Iwanuddin. 

3. Dinkes Jateng pastikan biaya pengobatan TBC gratis

Seorang ibu membawa anaknya saat periksa di layanan speling Pemprov Jateng. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sementara dari data pemerintah pusat mencatat terdapat 104 ribu kasus resiko TBC di Jawa Tengah. Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar pun menyarankan kepada semua kader kesehatan bersama perangkat desa dan kelurahan untuk berperan aktif mengatasi penularan TBC. 

"Temuan sekarang ada 72 ribu dari 104 ribu yang seharusnya. Jadi kita masih punya PR sekitar 34 ribu (kasus) untuk segera ditemukan. Jadi harapannya semua masyarakat aware, agar tahu dan (penderita TBC) dibawa ke faskes, karena biaya pengobatannya gratis," paparnya. 

4. Gerakan TOSS TBC untuk tingkatkan kesadaran warga

Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar bersama Deputi Kemenko PMK Warsito dan Asisten Kesra Iwanuddin Iskandar berfoto bersama kader-kader kesehatan. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Terlebih lagi, dengan menggencarkan kampanye TOSS TBC paling tidak bisa meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap bahaya penularan TBC. Dengan gerakan TOSS TBC, masyarakat juga lebih memahami gejala sampai proses penyembuhan penderita TBC.

Apabila ditemukan penderita TBC, semestinya lekas diberi pengobatan dan jangan sampai putus. Jika warga menemukan satu penderita TBC, sekitar 10-14 orang di sekitarnya yang kontak erat juga turut diperiksa sebagai langkah awal investigasi kontak.

"Karena ini jenisnya penyakit menular, maka jadi sangat mudah menular. Ini kita membuat resiko aktivitas menurun dan akhirnya kemiskinan akan naik. Maka kesadaran masyarakat ditumbuhkan agar bisa disebarluaskan ke kantong-kantong yang beresiko TBC," ujar Yunita. 

Editorial Team