Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)
Untuk diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendeteksi munculnya varian Mu atau B.1.621. Varian tersebut pertama kali diidentifikasi di Kolombia, Amerika Selatan, tetapi kini telah terkonfirmasi di 39 negara.
Dilansir The Guardian, varian Mu ditambahkan ke daftar pantauan WHO sejak Senin (30/8/2021) setelah terdeteksi di 39 negara. WHO menambahkannya ke dalam daftar variants of interest (VOI) karena dikhawatirkan bisa menghindari sebagian kekebalan yang dikembangkan dari infeksi maupun vaksinasi.
Varian Mu memiliki sekelompok mutasi yang membuatnya kurang rentan terhadap perlindungan kekebalan. Dalam buletin mingguan WHO, varian Mu disebut "memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan".
Laporan tersebut menambahkan bahwa varian Mu bisa menghindari pertahanan kekebalan dengan cara yang mirip dengan B.1.351 atau varian Beta--varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan--. Tapi, hal tersebut perlu diteliti lebih lanjut.
Yang dikhawatirkan dari varian Mu adalah mutasi yang dibawanya, seperti P681H (yang juga ditemukan pada B.1.1.7 atau varian Alpha) dan dikaitkan dengan transmisi yang lebih cepat. Mutasi lainnya adalah E484K dan K417N yang membantu virus menghindari pertahanan kekebalan.