Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala BLUD UPT Puskesmas Jati, Kudus Amad Mochamad saat memberikan sosialisasi kewaspadaan tentang penyakit DBD di desa-desa. (IDN Times/Dok. Istimewa)

Kudus, IDN Times - Ada cara tersendiri dilakukan untuk mensosialisasikan antisipasi kasus demam berdarah dengue (DBD) memasuki musim penghujan seperti yang dilakukan BLUD UPT Puskesmas Jati Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus.

Mereka melakukan sosialisasi dari gang menuju gang, dari desa ke desa di wilayah kerja Puskesmas Jati. Dalam melakukan sosialisasi menggunakan kendaraan ambulance milik puskesmas.

1. Kenali gejala awal DBD pada anak

Ilustrasi. parenting.firstcry.com

Kepala BLUD UPT Puskesmas Jati Amad Mochamad mengatakan, untuk wilayah kerjanya memang setiap tahunnya ada kasus DBD. Oleh karena itu, pihaknya selalu melakukan upaya untuk mencegah adanya kasus DBD tersebut.

“Bahkan kita ada surat edaran keliling ke gang-gang di desa-desa. Yakni untuk melakukan sosialisasi antisipasi kasus DBD,” begitu kata dia, Jumat (22/11).

Menurutnya, kewaspadaan dan perhatian lebih pada anak-anak. Ada beberapa ciri-ciri, seorang anak-anak menderita kasus DBD.

Tanda itu diawali dengan anak demam dengan lebih dari 3-4 hari diawali dengan demam tinggi. Hal ini diharapakan agar segera dibawa ke rumah sakit.

“Dari kami Puskesmas Jati telah menyediakan pemeriksaan laboratorium gratis bagi anak dengan indikasi tersebut. Ini berlaku untuk seluruh anak wilayah kerja Jati tanpa terkecuali,” ungkapnya.

2. Cegah DBD dengan enam M

Ilustrasi fogging. IDN Times/Gregorius Aryodamar

Untuk mencegah agar DBD tidak menyerang kepada masyarakat terutama anak-anak, maka ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama  mengaktifkan gotong royong bersih di lingkungan. Karena Aedes Albopictus (nyamuk DB di luar rumah) yang sekarang bisa menjadi penyebabnya.

Tidak kalah pentingnya juga, mengaktifkan kembali pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan enam M. Yakni menguras, menutup, memanfaatkan, mengganti, menaburkan, dan menghindari.

3. Jangan biarkan jentik berkembang menjadi nyamuk dewasa

Ilustasi nyamuk demam berdarah. blog.frontiersin.org

Menguras bak mandi seminggu sekali. Menutup penyimpana air dengan rapat. Memanfaatkan kembali dan membuang sampah pada tempatnya. Mengganti air vas bunga, minum burung setiap hari dan membuang air buangan dibawah atau disamping belakang kulkas.

“Menaburkan bubuk abate ke dalam genangan air yang tidak belasan tanah atau pada penampung air yang sulit dikuras yang tidak digunakan untuk memasak atau minum,” beber dia.

Dengan demikian, ia yakin bahwa kasus DBD dapat ditekan melalui kegiatan tersebut. “Jangan biarkan jentik atau uget-uget nyamuk berkembang menjadi nyamuk dewasa,” pungkasnya.

Editorial Team