Rumah milik juragan rokok kretek di kawasan Mataram Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Teguh yang bertugas menjaga rumah sang juragan rokok kurang paham dengan detail sejarah bangunannya. Namun saat datang pertama kali tahun 1999 silam, ia masih merasakan sisa kejayaan pabrik rokok kretek milik Liem.
Pabrik rokok itu sangat populer. Mereknya Inspektur Djenderal atau disingkat IJ. Dari penuturan sang pemilik, Teguh mendapat cerita jika rokok kretek IJ kerap diekspor ke luar negeri.
"Kalau luas lahannya di sini 7.000 meter persegi. Dan separuhnya dijadikan bangunan rumah. Rumah ini sudah berusia ratusan tahun, walaupun sudah berusia sangat tua tapi tidak pernah dipugar. Ornamennya tetap asli, interior jendela, jubinnya termasuk kaca patrinya masih orisinal. Juga masih bisa dilihat sisa pabrik rokok yang ada di belakang rumah. Di zaman (pendudukan) Jepang, rumah ini juga dijadikan pabrik rokok. Mereknya Inspektur Djenderal atau disingkat IJ," ujar pria asli Nganjuk tersebut.
Pabrik rokok IJ kemudian mulai terpuruk ketika memasuki dekade 60'an. Sejak saat itu pabrik rokok IJ tutup total. Liem sang juragan rokok selanjutnya melimpahkan aset rumah dan tanah kepada kelima anaknya.
Semua anak Liem kini hidup berpencar. Menurut Teguh ada tiga anak Liem yang tetap menggeluti bisnis. Sedangkan dua lainnya bekerja di birokrasi.
"Di belakang rumah alat-alat pembuatan rokoknya sudah gak berbentuk semua. Sudah rusak karena pemiliknya gak pernah merawat lagi. Sejak itulah pemilik rumah mewariskan seluruh bangunan rumah dan lahannya kepada lima anaknya. Sekarang yang mengelola generasi ketiga atau cucunya," terangnya.