Seorang Linmas mengawal pengiriman logistik kotak suara dengan naik ke atas pikap. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Hari-hari Leni menjadi bertambah sibuk lantaran jadwal pencoblosan tinggal menghitung jam. Untuk itulah Leni bersama seorang PTPS lainnya juga turut mengawasi jalannya pengiriman logistik Pemilu dari kantor kelurahan menuju masing-masing TPS.
"Besok saya kejatah ngawasi TPS 35 Kampung Gurami. Makanya pas truk logistiknya berangkat ke TPS saya sama teman saya ikut ngawasi boncengan naik motor dari belakang," akunya.
Selain Leni yang memberikan pengawasan melekat, di Kantor Kelurahan Kuningan juga ada perangkat TPS yang turut dilibatkan untuk mengamankan pengiriman logistik. Mereka berasal dari satuan linmas.
Salah satu linmas yang bertugas sore itu ialah Toni Kasbiyanto. Warga RT 05/RW VIII Gurami ini tampak sibuk menata satu persatu kotak suara ke dalam truk agar tidak ada yang rusak.
Seketika truk pengangkut logistik berangkat, ia pun ikut menjaga di dalamnya. Diakuinya tahun ini menjadi penyelenggaraan Pemilu yang paling berat ketimbang kontestasi tahun-tahun sebelumnya.
Karena selain seleksi linmas yang diperketat, tahun ini juga diwajibkan tes kesehatan.
"Lebih berat tahun ini. Rada rumit prosesnya. Masalah pendataan kesehatan harus gini harus gini. Cuman Allhamdulilah sampai hari ini masih lancar," ujar pria berusia 58 tahun tersebut.
Bagi bapak tiga anak ini menjadi seorang Linmas saat pemiluw bukan tugas baru. Toni sudah bergelut dengan kesibukan Pemilu sejak 2010.
"Sejak zamannya SBY saya sudah ikut jaga di TPS," tuturnya.
Biar tidak gampang lelah, Toni kerap minum vitamin ditambah makan beberapa butir telur bebek.
"Biar ndak gampang ngedrop, saya rutin makan telur bebek sebutir sehari kurang lebihnya tiga hari sebelum coblosan," terangnya.