Kisah Lindu Aji, Memupus Stigma Negatif Lewat Olahraga Tarung Bebas

Semarang, IDN Times - Keberadan organisasi kemasyarakatan (ormas) kerap dipandang buruk oleh sebagian besar masyarakat. Namun melalui berbagai cara, ada ormas-ormas yang dulunya mendapat cibiran, kini lambat laun mulai berbenah.
Di Kota Semarang, Lindu Aji merupakan salah satu ormas lokal yang punya cara unik untuk mengubah pendangan masyarakat. Lindu Aji yang punya lambang kedua tangan mengepal erat semula dibentuk oleh Ichwan.
Berawal pada medio 1996 silam, Ichwan bersama kawan-kawannya membentuk sebuah kelompok pemuda untuk dibina di bidang olahraga.
Nanang Setyono, yang menjabat sebagai Sekjen DPP Lindu Aji bercerita kepada IDN Times jika anak-anak muda yang dibina oleh Ichwan kemudian ditempa terus-menerus agar memiliki fisik yang prima.
Dari keuletan Ichwan kemudian anak-anak muda Lindu AJi seolah menjelma menjadi sosok yang tangguh.
"Kita sudah eksis sejak 1996, awalnya Mas Ichwan yang membentuk komunitasnya. Lalu baru tahun 2015 kita berubah jadi ormas yang berbadan hukum," kata Nanang, Minggu (13/2/2022).
1. Punya atlet MMA yang berprestasi

Olahraga yang ditekuni oleh anggota Lindu Aji adalah seni tarung bebas yang berkembang menjadi kick boxing dan martial art. Bisa dikatakan pembinaan beladiri tarung bebas jadi ciri khas bagi Lindu Aji.
Nanang mengaku lewat serangkaian pembinaan kontinyu, Lindu Aji berubah yang awalnya komunitas yang diisi sekelompok preman, sekarang memiliki banyak atlet beladiri yang berprestasi. Lewat arahan dari Ichwan, saat ini semua cabang Lindu Aji memiliki sasana beladiri.
"Tidak kita pungkiri memang awalnya banyak premannya. Karena kita berawal dari anak jalanan. Tapi kita pelan-pelan memupus citra negatif melalui sistem pembinaan kegiatan yang positif. Makanya, kita sering mengadakan ajang kompetisi beladiri bahkan banyak atlet yang ikut event MMA tingkat nasional. Misalnya di ajang One Pride MMA, paling gak ada empat atlet yang punya prestasi bagus," katanya.
2. Lindu Aji punya anggota 50.000 orang

Sedari tahun 1996 sampai sekarang, jumlah anggota Lindu Aji telah menyentuh angka 50.000 orang. Anggotanya tersebar hampir di semua daerah Jawa Tengah.
Menurut Nanang anggota Lindu Aji paling banyak ada di Kota Semarang sekitar 10.000 orang, Magelang ada 7.000 orang dan Temanggung ada 6.000 orang.
3. Menghilangkan stigma negatif dengan mendekatkan diri ke pemerintah

Diakuinya tak mudah mengubah pandangan masyarakat yang melekat selama ini. Lindu Aji, katanya sampai harus terlibat aktif dalam beragam kegiatan pembangunan yang dicanangkan Pemkot Semarang dan pemda-pemda seluruh Jawa Tengah agar masyarakat dapat mengenal Lindu Aji sebagai ormas yang punya kegiatan positif.
Maka tak heran bahwa misi Lindu Aji berkembang dengan berpartisipasi mewujudkan pembangunan nasional dan daerah. Nanang berkata Lindu Aji kerap ikut kamtibmas bersama Satpol PP, Polda Jateng dan aparat TNI.
Lindu Aji juga memunculkan beberapa atlet wushu dan pencak silat.
"Tujuan Lindu Aji yang bergerak di bidang pengabdian olahraga beladiri, kemudian sejak berbentuk ormas lalu berkembang ke arah pengabdian bidang bela negara, bidang hukum dan kegiatan sosial. Memang Lindu Aji sempat juga mendapat stigma arogan. Dan itu tidak benar. Karena Lindu Aji simpatisannya ada yang dari TNI, Polri, para akademisi dan pengacara. Jadi, anggota kita lengkap sehingga banyak mengadakan baksos dan event beladiri," bebernya.
4. Lindu Aji klaim tak akan beri bantuan bagi anggota yang terlibat madat

Untuk membina anggotanya, Nanang mengatakan Lindu Aji sering memberi tindakan tegas. Bagi anggota yang jadi bandar narkoba maupun terjerat kasus pelecehan seksual kepada anak, Lindu Aji tidak akan memberikan bantuan hukum.
"Tentunya kita akui ada satu dua orang masih ada yang bandel. Kadang ada yang manfaatkan nama dan tindakan kurang terpuji. Ya kita punya strategi untuk menghikangkan hal itu. Kalau masih ada yang bandel, kita tegur, kita beri pembinaan hingga ada sanksi pemecatan. Kita punya aturan main kalau ada anggota melanggar hukum, organisasi hanya boleh beri pendampingan hukum. Untuk kasus pidana terorisme, bandar narkoba dan predator anak tidak akan diberi pendampingan," tegasnya.
5. Muhammadiyah Jateng tekun menjaga politik moderat

Di lain pihak, Prof Tafsir, Ketua PW Muhammadiyah Jateng mengatakan sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, organisasinya lebih condong membangun masyarakat Islam dengan menjaga politik yang moderat.
"Kita jadi mitra pemerintah yang punya fasilitas pendidikan dan kesehatan yang besar. Tapi dalam hal tertentu, kita tetap bisa mengkritisi pemerintah jika kebijakannya keluar dari falsafah berbangsa dan bernegara," paparnya.
6. Muhammadiyah asah kader jadi calon pemimpin yang potensial

Muhammadiyah memiliki tujuh organisasi otonom. Mulai dari Aisyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pemuda Muhammmdiyah, katan Pelajar Muhammadiyah, Hisbul Wathon, Tapak Suci Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyah dan ditambah organisasi majelis, jaringan saudagar, LBH dan lembaga profesi guru.
"Tidak mudah mencari pimpinan dan kader di Muhammadiyah. AKhirnya kita bentuk lembaga majelis pendidikan kader tingkat pusat sampai ranting. Allhamdullilah dengan kerja keras kita, selalu ada saja calon pemimpin yang bisa disiapkan dari periode ke periode," pungkasnya.