Michelle sesungguhnya bukan mahasiswa perguruan tinggi di Wuhan. Michelle menempuh pendidikan tinggi di Jilin International Studies University di Provinsi Jilin. Michelle mengambil jurusan Manajemen Pariwisata.
Meskipun demikian, Michelle ikut terisolasi di Wuhan selama 13 hari. Kepada IDN Times, Michelle menceritakan pengalamannya kenapa bisa sampai terjebak di tengah daerah wabah virus corona yang telah merenggut ribuan jiwa di berbagai belahan dunia.
Pada tanggal 14 Januari, Michelle memanfaatkan libur tahun baru Imlek untuk menemui teman-temannya sesama diaspora di Wuhan. Namun sebelum itu, ia menyempatkan untuk keliling Cina menikmati pemandangan musim dingin.
Baru pada tanggal 20 Januari, Michelle tiba di Wuhan. Ketika itu, Michelle tak tahu virus corona akan mewabah dengan cepat di Wuhan.
Pada hari kedua, teman-temannya di Jilin dan juga gurunya berkabar bahwa virus corona telah menyebar di Wuhan. Dia diminta segera keluar dari Wuhan agar tidak terinfeksi.
"Saya langsung beli tiket," kata anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Michelle membeli tiket untuk keberangkatan paling awal, yaitu tanggal 24 Januari. Namun karena perkembangan wabah yang terus memburuk, pemerintah Kota Wuhan melakukan lock down dan mengisolasi kota tanggal 23 pagi.
"Jadi dari Wuhan gak bisa keluar, dari luar gak bisa ke Wuhan, transportasi tidak ada lagi, penerbangan juga banyak yang dibatalkan," ujar dia.