Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/dok Keluarga Supeno

Semarang, IDN Times - Rumah bercat cokelat di tepi Jalan Wonodri Nomor 29, Semarang, tampak sepi, pada Kamis (15/8). Suasana rumah cukup lengang. Seorang perempuan berkerudung menyapa ramah saat IDN Times menyambangi rumah tersebut.

"Mari masuk, Mas. Ibu ada di dalam," kata perempuan tersebut.

Di dalam rumah, terlihat jelas foto-foto yang menempel di dinding. Sebuah foto pigura besar menyita perhatian IDN Times yang masuk ke dalam rumah. Terdapat gambar penampilan pria berbaju cokelat tua yang bersanding dengan seorang perempuan.

"Itu fotonya ibu dan bapak. Pak Peno sejak lama dianugerahi menjadi pahlawan nasional. Beliau pernah jadi Menteri Urusan Pembangunan dan Pemuda saat masa perjuangan kemerdekaan," kata Yudyaningsih Supeni Rokutiningsih.

Pak Peno yang ia maksud tak lain adalah Menteri Urusan Pembangunan dan Pemuda, Supeno. Pemerintah melalui Kemensos telah menetapkan Supeno sesuai SK Presiden No. 039/TK/Th. 1970 tgl. 13 Juli 1970 sebagai Pahlawan Nasional. la dianugerahi pula Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Kelas III untuk penghargaan atas sifat-sifat kepahlawanannya.

Yudi, panggilan akrab Yudyaningsih, merupakan putri pasangan Supeno dengan Kamsitin Wasiyatul Khakiki alias Tien Supeno. 

Ia mengatakan ibunya sudah dua tahun meninggal dunia. Praktis, ia yang semula tinggal di Jakarta, harus pulang kampung untuk mengurusi rumah orang tuanya. "Ibu sudah wafat sejak 2017 silam. Makanya kemudian saya pindah kemari," akunya.

1. Menjadi menteri paling muda di kabinet Hatta

IDN Times/dok Keluarga Supeno

Pihak keluarga menyebutkan bahwa Supeno merupakan Menteri Pembangunan dan Urusan Pemuda dari bagian Kabinet Hatta. Sebagai menteri, usianya masih sangat muda.

"Eyang kakung aja waktu meninggalnya masih berumur 32 tahun. Dari informasi yang saya dapatkan memang eyang kakung merupakan menteri paling muda yang pernah ada di Indonesia," kata cucu Supeno, Synthia Roosana Untari.

2. Supeno semula mengawali pendidikan di HIS pada masa penjajahan Belanda

Editorial Team

Tonton lebih seru di