Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Outlook economy 2026
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng hadir di acara Outlook Ekonomi 2026 di Hotel Khas Semarang, Selasa (9/12/2025). (Dok. Pemkot Semarang)

Intinya sih...

  • Pemerintah Kota Semarang memprioritaskan penguatan pangan berkelanjutan dan kualitas lingkungan di tahun 2026.

  • Hal ini sebagai fondasi pembangunan RPJMD 2025–2029.

  • Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menjaga kelestarian lingkungan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang memprioritaskan penguatan pangan berkelanjutan dan kualitas lingkungan di tahun 2026. Prioritas itu sebagai fondasi pembangunan RPJMD 2025–2029. 

1. Isu lingkungan penentu stabilitas ekonomi

Sampah di TPA Jatibarang Semarang. (IDN Times/bt)

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, isu lingkungan bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan penentu stabilitas ekonomi dan keberlanjutan kota. Ekonomi yang tangguh tidak mungkin dibangun tanpa ketahanan lingkungan dan sistem pangan yang kuat.

“Sehingga, masing-masing dari stakeholder ini bisa bersiap untuk bersinergi dan membangun kota Semarang di tahun 2026,” ungkapnya di acara Outlook Ekonomi 2026 di Hotel Khas Semarang, Selasa (9/12/2025).

Maka itu, Pemkot Semarang menempatkan ketahanan pangan dan kualitas lingkungan sebagai fondasi pembangunan RPJMD 2025–2029. 

2. Fokuskan pada infrastruktur pengendalian banjir

Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk mempercepat penanganan banjir di sejumlah lokasi dengan peremajaan sistem pompa dan pengerukan kolam retensi. (dok. Pemkot Semarang)

“Tadi saya sampaikan Rp700 miliar, kami prioritaskan untuk itu. Lalu, Rp500 miliar di antaranya adalah untuk infrastruktur pengendalian banjir, sampai dengan mengurus pemukiman yang masih belum tertata dengan rapi. Terus untuk ketahanan pangan, ada sekitar Rp200 miliar, yang itu juga termasuk adalah pengendalian harga yang ada di pasar-pasar,” jelasnya.

Ia menilai, kekuatan terbesar Semarang terletak pada karakter masyarakat yang adaptif dan kolaboratif. Program seperti Pak Rahman dan Kempling Semar terbukti berhasil menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi. Kolaborasi dan menghilangkan ego sektoral sangat penting dalam menyelesaikan masalah bersama.

“Kalau kita mau menjadi Semarang lebih hijau (lingkungannya), kemudian ekonomi hijau, itu nggak bisa sendiri. Makanya kita kumpulkan semua stakeholder ini, komplit nih. Dari mulai akademisi pengusaha, ada para pelaku, praktisi, komplit,” kata Agustina. 

3. Berharap Semarang tumbuh lebih hijau

Acara Literasi Penanaman Mangrove yang bertepatan dengan peringatan Hari Pramuka ke-64 di Tugurejo pada Kamis (14/8/2025). (dok. Pemkot Semarang)

Ia berharap Semarang dapat tumbuh lebih hijau, lebih inklusif, dan lebih resilien. Komitmen ini bertujuan mewujudkan Semarang yang semakin hebat dan tangguh di tahun 2026. 

Terlebih, ‘Penguatan Sistem Pangan Kota yang Berkelanjutan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup’ menjadi tema Prioritas Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun 2026.

“Bertemunya semua pendapat itu nanti akan menentukan detail teknis dari pelaksanaan anggaran maupun kebijakan di tahun 2026,” tandasnya.

Editorial Team