Ilustrasi sungai Krobokan di Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang tercemar sampah masyarakat. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)
Eddy menyebutkan, kondisi diperparah lantaran suplai air baku dari Gunung Slamet di Baturaden, tepatnya hulu Sungai Belot terancam terganggu karena maraknya penggundulan hutan berupa alih fungsi hutan menjadi kehutanan sosial.
"Dampaknya adalah hilangnya daerah resapan air yang akan berakibat berkurang atau bahkan hilangnya mata air di Gunung Slamet dan menurunnya kualitas air yang memengaruhi suplai air dan matinya mata air," jelasnya.
Lebih lanjut, Eddy mengingatkan, nantinya saat hujan akan terjadi banjir sehingga membawa sedimen lumpur berakibat longsor dan pendangkalan di badan sungai, pada saat musim kemarau akan berkurang suplai airnya karena rusak dan matinya mata air.
Dirinya berharap, pihak terkait memberikan penyelesaian dan solusi ke depannya atas persoalan tersebut.
"Kebutuhan pasokan air baku berupa air permukaan PDAM Tirta Satria ke depan akan berat dan susah diperoleh untuk memenuhi target kebutuhan pelayanan masyarakat akan air minum. Air baku yang berasal dari sungai Serayu juga sudah sangat sulit dijamin kuantitas dan kualitasnya karena meningkatnya pencemaran limbah rumah tangga berupa limbah cair dan sampah terutama sungai ordo 2 dan 3 anak sungai Serayu yang melintas di perkotaan serta penggunaan pestisida pada pertanian," ucapnya.