Limbah Uang Kertas BI Solo, Jadi Tenaga Listrik di PLTSa Putri Cempo

- Kerjasama BI Solo dan Pemkot Surakarta dalam pengelolaan Limbah Recik Uang Kertas (LRUK) untuk PLTSa Putri Cempo.
- LRUK diharapkan dapat meningkatkan operasional PLTSa dengan bahan bakar sampah sebanyak 1.000 ton per hari.
- Pembayaran bank sampah dengan QRIS sebagai bagian dari program digitalisasi pembayaran retribusi sampah rumah tangga.
Surakarta, IDN Times - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta melakukan kerjasama pemanfaan Limbah Recik Uang Kertas (LRUK) yang berasal dari uang tak layak edar.
Nantinya Limbah Recik Uang Kertas tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga sambah (PLTSa) Putri Cempo, Mojosongo, Solo.
1. Bekerjasama dengan pemerintah kota Surakarta

Kepala Bank Indonesia Solo, Dwianto Cahyo Sumirat mengatakan kerjasama ini mendukung program Bank Indonesia Hijau, khususnya pada pilar kebijakan sistem pembayaran - pengelolaan uang rupiah hijau (SP-PUR Hijau) me Ialui pengelolaan limbah racik uang kertas secara bertanggung jawab.
Selama lima tahun kedepan LRUK akan diproses menggunakan pendekatan waste to energy (WtE) meIalui pemanfaatan fasilitas PLTSa Putri Cempo.
“Kami melihat potensi besar dalam sinergi antara pengelolaan limbah uang kerias dan pemanfaatan energi terbarukan. Program ini akan menjadi pilot project nasional untuk pengelolaan LRUK yang ramah lingkungan,” ujar Dwianto, Selasa (15/7/2025).
“Kami berharap keria sama ini tidak hanya bermanfaat dari sisi lingkungan, tetapi juga mendukung target Surakarta sebagai kota hijau dan berkelanjutan,” sambungnya.
2. Limbah uang kertas hasilkan sampah 800 kilogram

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo, Kristiana Hariyanti mengatakan saat ini operasional PTLSa Putri Cempo menggunakan bahan bakar sampah dengan jumlah rata-rata sebanyak 540 ton per hari. Sedangkan sampah LRUK yang dikirim oleh BI Solo rata-rata sebanyak 800 kilogram. Ke depan, operasional PLTSa itu diharapkan dapat lebih dioptimalkan dengan bahan bakar sampah sebanyak 1.000 ton per hari.
"Dalam sehari kebutuhan bahan bakar sampah untuk operasional PLTSa ini rata-rata 540 ton. Nah ini kan dari BI mengirim LRUK seminggu dua kali, itu pun baru 800-an kilogram. Jadi ya belum seberapa. Cuma memang materialnya yang sudah siap pakai, siap saji, jadi itu sangat membantu," jelasnya Kristiana.
Dengan adanya LRUK ini sebagai upaya untuk peningkatan di antaranya dengan menjalin kerja sama dengan beberapa pihak lain. “Misalnya saja dengan BI Jogja yang saat ini memasok LRUK ke PLTU di Cilacap ya. Akan diupayakan untuk kemungkinan bisa kerja sama dengan BI Jogja itu mengirimkan LRUK ke Solo. Karena kalau melihat jarak kan Solo ini lebih dekat dibandingkan dengan Cilacap,"sambungnya.
3. Ada program pembayaran bank sampah dengan menggunakan QRIS.

Sementara itu, Wali Kota Solo, Respati Ardi menyambut baik kerjasama dengan sebagai upaya untuk mengembangkan operasional PLTSa Putri Cempo. Tak hanya kerjasama LRUK, Pemkot Surakarta juga bekerjasama pembayaran bank sampah dengan menggunakan QRIS.
“Saat ini baru ada beberapa keluarahan, sudah menggunakan ada Kelurahan Semanggi dan Mojo, kedepan kita optimalkan terus kalau bisa di semua kelurahan bisa pakai QRIS,” jelasnya.
Kick off “Mbayar Retribusi Sampah RumahTangga Nganggo QRIS” digelar di kantor Bank Indonesia Solo, Selasa (15/7/2025). Ini merupakan program digitalisasi pembayaran retribusi sampah rumah tangga menggunakan QRIS pada platform DILARISl (Digitalisasi Layanan Retribusi Sampah Inovatif).