Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
UIN.jpeg
Mahasiswi UIN Raden Mas Said lompat dari rooftop. (Dok/Istimewa)

Intinya sih...

  • Tidak ada tanda-tanda penganiayaan saat ditemukan, aksi bunuh diri murni

  • Korban sempat mengenai mobil yang terparkir sebelum ditolong tim kampus

  • Korban memiliki riwayat sakit bipolar dan pernah mencoba bunuh diri sebelumnya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sukoharjo, IDN Times - Mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta berinisial APN ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di area kampus. Korban angkatan semester 7 tersebut diduga melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan cara meloncat dari gedung laboratorium lantai lima melalui rooftop.

1. Tak ada tanda-tanda penganiayaan

UIN Raden Mas Said atau UIN Surakarta. (IDN Times/Larasati Rey)

Kapolsek Kartasura, AKP Tugiyo mengatakan saat ditemukan korban, pihaknya tidak menemukan adanya tanda-tanda penganiayaan atau dugaan keterlibatan orang lain dalam peristiwa tersebut.

“Dari hasil pemeriksaan di lokasi, tidak ada indikasi korban didorong atau dijatuhkan. Murni aksi bunuh diri,” jelasnya Jumat (17/10/2025).

Lebih lanjut, pihaknya juga telah mengamankan satu kursi berwarna hitam yang diduga digunakan korban untuk naik. “Kursi yang digunakan korban juga sudah kami amankan sebagai barang bukti,” ungkapnya.

2. Sempat mengenai mobil yang terparkir

Mahasiswi UIN Raden Mas Said lompat dari rooftop. (Dok/Istimewa)

AKP Tugiyo menjelaskan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Mahasiswi asal Blulukan, Colomadu tersebut sempat menimpa sebuah mobil yang terparkir dibawahnya.

“Itu tadikan setelah loncat mengenai mobil parkir dulu. Setelah mengenai mobil parkir, mobilnya dosen terus jatuh ke bawah,” jelasnya.

“Terus langsung ditolong sama tim dari kampus UIN langsung dibawa ke Rumah Sakit UNS,” sambungnya.

3. Ada riwayat sakit bipolar.

Ilustrasi bipolar. (Pexels:SHVETS production)

AKP Tugiyo menyebutkan saat jatuh korban masih dalam kondisi hidup. Ia mengungkapkan jika korban memiliki riwayat penyakit bipolar.

“Setelah seperempat jam sampai 30 menit. Saya dapat kabar meninggal dunia. Ini saya mau menemui keluarga dulu di rumah sakit “ jelasnya.

“Memang punya penyakit bipolar, kecemasan. Jadi dia sebelumnya itu juga sudah mau loncat dari gedung. Karena ketahuan temannya akhirnya ditarik,” pungkasnya.

IDN Times mengimbau masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan mental, terutama bagi mereka yang sedang menghadapi tekanan atau kehilangan. Dukungan emosional dan kesehatan jiwa sangat penting untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa.

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa.

Bagi pemegang BPJS Kesehatan, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000. Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri.

RS jiwa tersebut ialah:

  • RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565

  • RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467

  • RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841

  • RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601

  • RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

  • Kementrian Kesehatan Indonesia telp: (021) 500454

Editorial Team