Pekalongan, IDN Times - DPRD Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menegaskan komitmennya memperbaiki kualitas dan tata kelola Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sekaligus memperluas jangkauan manfaatnya. Program yang dinilai strategis itu bukan hanya untuk pemenuhan gizi siswa, tetapi juga untuk menggerakkan ekonomi masyarakat lokal.
MBG di Pekalongan Baru 40 Persen, Target 102 Ribu Orang

Intinya sih...
MBG merupakan program strategis untuk meningkatkan kualitas gizi dan perekonomian lokal.
Kolaborasi lintas sektor penting untuk optimalisasi dapur SPPG dan melibatkan UMKM lokal.
Pelaksanaan MBG diakui memiliki catatan teknis namun berjalan positif dengan dukungan masyarakat.
1. MBG sebagai program strategis
Ketua DPRD Kota Pekalongan, Azmi Basyir mengatakan, MBG memiliki dua dampak besar sekaligus, yakni meningkatkan kualitas gizi penerima manfaat dan memperkuat perekonomian melalui pelibatan usaha lokal.
“Kami berkomitmen mendukung perbaikan kualitas dan tata kelola MBG melalui pengawasan dan dorongan kebijakan,” katanya di Pekalongan, Senin (22/9/2025).
Ia juga mengapresiasi kerja keras seluruh pihak, mulai dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), sekolah, hingga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang telah mendukung program tersebut.
2. Pentingnya kolaborasi lintas sektor
Saat ini, Kota Pekalongan memiliki 14 dapur SPPG yang melayani sekitar 51 ribu penerima manfaat, termasuk siswa sekolah dan ibu hamil. Angka tersebut baru sekitar 40 persen dari target 102 ribu orang.
“Ke depan, dapur-dapur ini harus lebih optimal, bukan hanya memastikan kualitas makanan tetapi juga memperluas jangkauan penerima,” ungkap Azmi.
Menurutnya, perlu ada evaluasi menyeluruh agar tata kelola distribusi makanan berjalan lebih baik, sehingga target penerima dapat tercapai.
Azmi menekankan, keberhasilan MBG ditentukan oleh kolaborasi lintas sektor, terutama dengan UMKM lokal.
“Pelaku UMKM harus benar-benar dilibatkan mulai dari penyediaan bahan pangan hingga dukungan logistik. Dengan begitu, program ini menyehatkan anak-anak sekaligus menggerakkan roda perekonomian masyarakat,” katanya.
Keterlibatan UMKM juga diyakini mampu menciptakan dampak berganda (multiplier effect) bagi masyarakat, khususnya dalam memperkuat ekonomi lokal berbasis pangan sehat.
3. Akui masih ada persoalan teknis
Sementara itu, Koordinator SPPG Wilayah Kota Pekalongan, Noor Faishal Zaki mengakui, pelaksanaan MBG masih memiliki sejumlah catatan teknis.
Namun, secara umum program ini telah berjalan dengan baik.
“Ada beberapa hal teknis yang memang harus dievaluasi, tetapi secara keseluruhan MBG berjalan positif. Dukungan masyarakat dan pelibatan banyak pihak menjadi kunci keberhasilan,” ujarnya dilansir Antara.